MELANKOLIK CINTA
MELANKOLIK CINTA
MUHAMMAD FADHLY THAHIR
MUHAMMAD FADHLY THAHIR
Dalam sebuah
kisah cinta yang agung. Tersemai banyak cerita suka dan duka. Menghadapi
kehidupan tanpa cinta. Laksana bumi tanpa hujan. Kering kerontang nan gersang
nestapa. Bilakah hujan jatuh membasahi langit. Akan ada banyak cerita lagi yang
terjadi. Sakit sang bumi terkena siraman hujan. Bukan damai saja rasanya. Sakit karena jatuhnya hujan membawa
efek samping. Tak ada yang tak sakit jikalau jatuh. Pun adanya bumi juga
menjerit. Bahagia dan smrngah diawal bertemu. Tunggulah sakitnya kan mengikuti.
Kejamnya jatuh punya melodi sendiri.
Alam realitas
punya hak merdeka. Namun bagaimana rasanya menghadapi kemerdekaan tanpa cinta.
Hanyalah semu sedan perjalanan roda waktu. Tak ada pelangi memberi warna. Hitam
kelam malam bergelayut sepi. Kucoba sandarkan diri pada bayang-bayang seberkas
cahaya. Bilakah ingatan berlawanan dengan inginnya hati. Membayangkan wajahmu
adalah siksa bagiku. Ada darah dalam balutan rasa. Cinta telah sembunyikan
belatinya. Mengiris relung-relung hati bak sembilu. Engkau tak tahu lukaku.
Telah cukup dalam menghujam kalbu. Darah suci cinta tak kau tahu telah
bersimbah. Hanya aku yang tahu.
Hidup tak hanya
lukisan fatamorgana. Menyilaukan dan menipu kasat mata. Memberi harapan namun
nestapa nyatanya. Sungguh dunia punya hakim cinta. Diantara banyak pilihan
warna. Membagi konsentrasi rasa dan hati. Sungguh dirimu dirinya dan dia
menyatu menjadi bayang-bayang mimpi dan realitas. Tak terasa aliran nafas
laksana sesak menyiksa. Engkau telah menjadi racun dalam darahku. Mengalir
mengikuti lorong-lorong pembuluh darah. Menjalar hingga detak nadiku tak lagi
normal. Berpacu pada detak jantungku yang tak biasa. Sungguh lemah aku kini.
Fisikku terlihat kuat namun jiwaku telah lemah terbagi. Engkau yang telah
mengambil separuh jiwaku. Tak sadar kau telah buatku nelangsa. Duhai jiwa
sadarkah dikau disana.
Aku hanyalah
seorang anak manusia yang penuh cita dan cinta. Menumpang hidup pada dunia yang
sementara. Mencari secuil kebahagiaan dari kerikil kehidupan. Ternyata
bahagiaku sama dengan bahagia setiap insan. Ternyata cinta yang membuat aku
masih bertahan kini. Karena cinta raga ini terlihat tak rapuh. Meski cinta juga
yang menitipkan demam padaku. Aku tak pernah
melihat wujudnya namun terasa dalam setiap helaan nafasku. Kemerdekaan
adalah siksa tanpa putih suci cinta. Bagai
malam tanpa rembulan. Siang tanpa sinar mentari. Pagi tanpa tetes embun.
Senja tanpa semilir angin. Cahaya tanpa kemilau. Tungku tanpa api. Bejana tanpa
air. Duhai bidadari surga dengarlah dan tersenyumlah pada cinta anak manusia.
2 comments:
Masya ALLAH...Galaunya ini Ka" penulis eeee.....
Tp, keren tulisannya. Bahasanya, diksinya, alur penyampaiannya, isinya, keren...
ahhh tidak galau ji de..sekedar eksoresi saja itu untuk jadi inspirasi banyak orang
Post a Comment