Sunday, December 8, 2013

FUNGSI MAHASISWA SELAKU IRON STOCK BANGSA





"MAHASISWA DAN TUNTUTAN PERAN IRON STOCK BANGSA"

MUHAMMAD FADHLY THAHIR

Menjadi seorang mahasiswa adalah sebuah rangkaian perjalanan hidup bagi para insan muda yang telah mengikrarkan diri menjadi calon-calon pemimpin masa depan. Tak cukup rasanya hanya sebatas menjadi pelajar dan mengakhiri petualangan pendidikan formal di jenjang SMA. Demi meraih masa depan yang lebih cerah harapan pun telah diapungkan seiring tapak kaki yang telah terpijak di kampus idaman. Namun kiranya menjadi seorang mahasiswa itu bukanlah sebuah perkara yang sepele dan hanya menjadi sebuah prestise semata dimata orang tua, keluarga dan orang lain. Ini tidak lain dan tidak bukan karena tanggung jawab serta peran seorang mahasiswa itu tidaklah mudah dan hanya  bermodalkan ambisi mengejar prestasi saja dan cita-cita. Ada banyak hal yang harus menjadi poin penting dalam proses penbetukan jatidiri kemahasiswaan dan pemahaman utuh tentang tugas, fungsi dan peran sejati seorang mahasiswa sebagai kaum intelektual di tengah-tengah masyarakat.
                Mahasiswa selaku salah satu ornament dalam masyarakat menjadi salah satu basis massa yang kuat dalam pembentukan berbagai opini dan arah berpikir masyarakat. Ini semua tidak lepas dari berbagai peran yang diemban mahasiswa. Salah satunya sebagai iron stock masa depan bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus yang akan terus melanjutkan cita-cita para pejuang pendahulu dan terus berkarya demi kemajuan dan harga diri bangsa. Menjadi sosok pemuda generasi penerus harusnya menjadi sebuah lecutan semangat bagi para penerus untuk melakukan berbagai macam kerja-kerja nyata semasa masih di bangku perkuliahan hingga setelah menyadang gelar sarjana. Bekal yang harus diperbanyak itu  sebenarnya bengitu variatif. Namun, tergantung dari mahasiswa itu sendiri pada bagaimana ia mau fokus untuk melakukan pengembangan karya itu.
                Sejatinya seorang mahasiswa baru dinamakan mahasiswa sejati jika ia mampu menyeimbangkan antara dunia akademik dan organisasi. Pada intinya seorang mahasiswa baru dikatakan mahasiswa jika ia tidak hanya kuliah tapi juga berorganisasi selama kuliah. Hal ini dikarenakan tuntutan akan status sebagai seorang yang bergelar Maha mengharuskan setiap mahasiswa untuk tidak hanya cakap dalam disiplin ilmu yang sedang ia geluti namun juga harus tahu disiplin ilmu lain serta pemantapan soft skill mereka untuk menigkatkan kapasitas dan kualitas diri. Sehingga nantinya ketika terjun di masyarakat ilmu yang didapat ketika di bangku perkuliahan mampu ditransformasikan dengan baik melalui dua aspek yakni bidang intelektualitas serta kecapakan dalam bersosialisasi dengan luas di berbagai level social masyarakat.
Masa muda yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap manusia yang dikehendakinya menikmati hidup hingga tua adalah sebuah jenjang kehidupan yang paling berharga dan berwarna. Kesemuanya tidak lain dan tidak bukan karena pada masa mudalah seseorang memiliki kekuatan yang utuh, daya nalar yang akurat, daya juang yang tinggi, semangat yang berkobar, dan kreatifitas tiada henti. Kesemuanya adalah poin penting menuju kesuksesan dan kesempurnaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Jika kemudian seseorang itu mampu memaksimalkan masa mudanya maka dialah orang yang paling beruntung dan berbahagia. 
                Tak disangsikan lagi jikalau pemuda merupakan tonggak kebangkitan sebuah bangsa dan ummat. Sebuah pernyataan penuh makna dan inspirasi pernah terlontar dari mulut seorang pemimpin bangsa ini, Soekarno. Beliau berkata “berikan aku sepuluh orang pemuda maka aku akan mengguncangkan dunia”. Bukan sebuah pernyataan tanpa esensi. Tetapi memang benar adanya,pemuda dengan segala potensi yang ada pada dirinya mampu menjadi pembeda nasib orang-orang disekitarnya. Jika seorang pemuda saja mampu berbuat banyak maka bagaimana dengan sepuluh orang, dua puluh, seratus, seribu,dan seterusnya.
                Pergerakan mahasiswa yang terus mengalami perubahan dari masa ke masa dirasakan begitu kuat membawa perubahan pula dalam hal dan sikap setiap generasi dalam merespon realita kebangsaan. Era kebangkitan pemuda dimulai pada tahun 1908 dimana pada saat itulah terbentuknya Boedi Utomo. Gelombang kebangkitan itu terus berlanjut hingga pasca runtuhnya rezim orde baru pada tahun 1998 yang ditandai dengan bergulirnya era Reformasi. Sejatinya era reformasi menjadikan kita dan seluruh elemen bangsa ini sudah semakin maju dengan segala bentuk kebebasan ruang ekspresi yang telah terhampar dihadapan kita. Begitu pun halnya dengan mahasiswa sebagai generasi penerus yang diharapkan menjadi pilar-pilar kebangkitan bangsa dan negara.
Setelah semuanya sukses diraih saat itu pula terjadi disorientasi semangat dikalangan teman-teman mahasiswa. Setelah sukses menjadi agent of change mereka kemudian larut dalam euphoria kemenangan. Lupa akan tugasnya dalam mengawal reformasi yang sudah mati-matian diperjuangkan. Kaum muda berada dalam zona nyaman sebagai imbas dari kesusksesan masa lalu. Hal ini diperparah dengan masuknya gaya hidup modern secara massif ke Indonesia sejak taun 2000-an. Pergerakan mahasiswa melemah. Dimana-mana,di semua organ pergerakan mahasiswa mengalami gejala penurunan semangat kerja dan sinergitas pergerakan pemuda. Bukan hanya organisasi mahasiswa sayap kiri akan tetapi juga sayap kanan. Bukan hanya organisasi mahasiswa di bidang pergerakan tapi juga di bidang akademik.
                Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh seorang mahasiswa untuk bisa mewujudkan harapan sebagai generasi penerus yang handal. Dalam hal akademik seorang mahasiswa haruslah menggali dan mencoba untuk melakukan berbgai cara agar disiplin ilmu yang geluti betul-betul menjadi sebuah ladang profesionalitas baginya utnuk melakukan kerja-kerja demi masa depan yang cerah. Selain itu berkecimpungnya mahasiswa di berbagai level organisasi sejatinya menjadi pengalaman berharga bagi tiap diri unutk belajar bagaimana mengasah soft skill mereka sehingga ketika telah melepas status sebagai civitas akademika kampus dan telah terjun langsung di masyarakat maka mereka betul-betul telah cakap dan kompeten untuk itu.
Pada akhirnya nanti akan lahir negarawan-negarawan tangguh untuk negeri ini. Adapun nantinya sehingga  harapan untuk melahirkan generasi handal, berkualitas dan berdaya saing mampu kita wujudkan demi kesejateraan masyarakat negeri yang kaya raya akan sumber daya alam dan manusia ini. Sehingga nantinya bangsa ini tak lagi dipandang sebelah mata oleh negara lain dan kehadirannya terasa dinafikan oleh negara-negara maju dan selamanya hanya menjadi sapi perahan bagi negara-negara kapitalis untuk mengeruk kekayaan alam negeri ini.

0 comments:

Post a Comment