Saturday, August 16, 2014

MAKNA SEDERHANA KEMERDEKAAN UNTUK NEGERI

HAPPY INDEPENDENCE DAY

Muhammad Fadhly Thahir

Selamat Ulang Tahun Negeriku...!!!
Happy Indepedence Day…!!!

Hari ini. Tepat 69 tahun sudah bangsa ini merdeka dari penjajahan kolonialisme. 69 tahun sejak kolonialisme silih berganti menguasai negeri ini. 69 tahun silam bangsa ini telah mengambil sebuah keputusan besar untuk masa depan negeri. Menjadi bangsa yang merdeka, lepas dari penjajahan kolonialisme. Terima kasih dan pernghargaan setinggi2nya layak kita ucapkan dan berikan kepada mereka yang telah gugur memperjuangkan momen bersejarah itu. 350 tahun bukanlah sebuah rentang waktu singkat berada dalam kondisi terkekang dan ditindas. Bukan sebuah waktu singkat untuk setiap warga negara berjuang merebut hak asasi individu dan bangsanya. Sudah selayaknya kita memperingati hari ini dengan penuh pemaknaan mendalam akan maknawi perjuangan yang telah diperjuangkan para pendahulu kita. Merdeka…!!!
Sejarah telah menasbihkan ceritanya. Sejarah peradaban bangsa-bangsa tercipta dari sebuah proses panjang nan berliku. Sejarah yang menuntut manusia menjadi saksi drama kehidupan. Drama yang menuntut kepekaan sosial tinggi. Drama dalam cerita nyata yang pada akhirnya menyejarah. Mengapa kisah itu senantiasa menyejarah? Dikenang hingga puluhan,ratusan bahkan ribuan tahun setelahnya? Kisahnya diturunkan dari generasi ke generasi? Jawabnya karena sejarah itu memiliki nilai tak terhingga pada mozaik zaman. Engkau bisa membeli semua kemewahan dunia dengan uang yang engkau miliki namun engkau takkan pernah bisa membeli nilai historis sejarah itu sendiri. Ia tak dijual namun ia ingin dimaknai. Ia tak dijual namun ingin diresapi. Ia tak dijual namun ingin diilhami. Kenanglah, mengapa mereka harus mati!! mengapa mereka harus berjuang!!!. One day later, I hope all of you can find the meaning “why we must die and why we must fight”. 
Sejarah bangsa ini berdiri diatas puing-puing pengorbanan. Layaknya sejarah peradaban Romawi, Persia, dan lainnya. perang adalah satu sisi tak terpisahkan dalam sejarah kemerdekaan dan peradaban sebuah bangsa. Itulah mengapa dalam perang senantiasa tersaji panggung darah dan air mata. Dua simnol yang akan menjadi dua sisi yang tak terpisahkan. Maka belajarlah menghargai keduanya saat engkau tak harus merasakan keduanya. Belajarlah menghargai pengorbanan para pendahulu yang telah berjuang. Belajarlah menjadi generasi yang tahu berterimakasih bukan generasi yang tak tahu diri. I’m waiting for you.
69 tahun boleh jadi menjadi simbol kemerdekaan kita dari jeratan kolonialisme lama. Penjajahan fisik yang berkepanjangan. Namun, sebuah pertanyaan hadir  dalam diri kita. Sudahkah kita merdeka seutuhnya saat ini? Jawabnya belum. Kita boleh jadi merdeka dari jeratan kolonialisme lama namun kita belum bisa lepas dari jeratan kolonialisme modern. Kolonialisme modern saya maksud. Yaa,,penjajahan secara nonfisik, nyaris kasat mata namun terasa sangat hebat. Sadarkah kita bahwasanya hingga hari ini kita masih terjajah secara ekonomi, hukum, politik bahkan nyaris semua sendi kehidupan berbangsa kita terjajah. Kita belum bisa mandiri secara ekonomi. Ekonomi kita masih dililit hutang yang nilainya membubung tinggi hingga anak kecil yang baru lahir pun harus menanggung beban itu. Ekonomi kita masih dililit korporasi asing. Sumber daya alam kita sebagian besar dikuasai asing. Tak usah melihat tambang, pensil yang kita pakai saja masih bertuliskan “Made In China”. Negeri ini kaya anugerah namun sampai detik ini belum bisa mandiri. Miris.
Itulah model penjajahan modern. Kita bisa saja bebas berjalan kesana kemari namun pada hakikatnya kita terbelenggu oleh sebuah sistem kolonialisme model baru yang meninabobokan. Fatal jika generasi bangsa ini tak sadar akan hal ini. Percayalah bahwa model kolonialisme modern ini merenggut semua aspek kehidupan berbangsa kita. Menghancurkan masa depan generasi. Kemandirian nasional adalah sebuah harga mati. Bangsa ini terlalu murah jika harus diperjualbelikan oleh bangsa asing. Sepertinya hari ini kita kembali merindukan sosok pemimpin seperti Soekarno. Pemimpin yang lantang menentang semua bentuk diskriminasi harga diri bangsa. Pemimpin yang lantang menyuarakan kebenaran, tak takut kepada siapapun. Bangsa ini bangsa besar yang harus dipimpin oleh orang yang memiliki jiwa, ide dan keberanian besar. Silahkan anda bayangkan sendiri jika seandainya negeri ini dipimpin oleh orang yang bicaranya saja tidak karuan, merangkai kata sulit dan retorikanya tidak jelas. Tanyakan, jika berbicara saja tidak karuan bagaimana mau memperjuangkan harga diri bangsa.
Satu hal yang harus dipahami baik oleh generasi bangsa ini adalah bagaimana mereka bisa memberi kontribusi kepada bangsa ini setelah 69 tahun kita merdeka. Sumbangsih besar kecilnya tergantung pada kemampuan. Besar kecilnya bukan ukuran tapi sejauh mana setiap kita mampu mengambil bagian dalam arah pembangunan bangsa. Teringat kata seorang mantan Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy, “Jangan pernah tanyakan apa yang negeri telah berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah engkau berikan kepada negerimu”. Kita senantiasa menuntut negeri ini memenuhi segala hak-hak kita namun kita lupa bahwasanya sudahkah kita memenuhi kewajiban kita kepada negara. Saat ini yang terpenting yang harus dimaknai oleh para generasi penerus adalah bagaimana mereka berkontribusi dalam mengisi kemerdekaan. Belajar bersungguh-sungguh, menuntut ilmu adalah salah satu bentuk kontribusi kita. Dengan ilmu yang telah dimiliki nanti harapannya bisa digunakan untuk pembangunan manusia Indonesia, pembangunan negeri. So, action right now not later..!!
Semoga saja momen peringatan hari kemerdekaan bangsa ini tak sekedar menjadi sebuah seremonial belaka. Momen yang hanya dilewatkan dari tahun ke tahun tanpa makna. Layaknya upacara bendera setiap hari senin yang dilewatkan para siswa dari SD hingga SMA yang terkesan tak lagi dimaknai oleh generasi. Miris. Selayaknya mereka sadar, berat mana perjuangan para pendahulu kita merebut kemerdekaan dibanding mereka yang berhadapan terik matahari yang hanya kurang lebih 45 menit tuk mengenang jasa para pejuang negeri ini. Sungguh generasi sekarang sebagian besar cengeng.  Semoga mereka tersadar dan bisa memahami posisinya sebagai anak negeri yang punya tanggung jawab terhadap masa depan negeri. Bangsa ini menunggu aksimu…!!!
Mari bersama kita pekikkan suara merdeka dari dalam diri kita. Melepas segala belenggu penjajahan diri. Menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Menjadi generasi yang membuat bangga negeri tercinta. Ayo kita kobarkan semangat Indonesia. Semangat mencintai tanah air yang tak hanya sebatas di bibir saja tapi juga dalam tingkah laku. Ayo anak muda, negeri ini menunggu aksi heroikmu. Negeri ini berharap padamu wahai generasi. Salam Satu Jiwa. Salam Indonesia. Merdekaaaa…!!!!

0 comments:

Post a Comment