MAKNA SEDERHANA KEMERDEKAAN UNTUK NEGERI
HAPPY INDEPENDENCE DAY
Muhammad Fadhly Thahir
Selamat Ulang Tahun Negeriku...!!!
Happy Indepedence Day…!!!
Hari ini.
Tepat 69 tahun sudah bangsa ini merdeka dari penjajahan kolonialisme. 69 tahun
sejak kolonialisme silih berganti menguasai negeri ini. 69 tahun silam bangsa
ini telah mengambil sebuah keputusan besar untuk masa depan negeri. Menjadi bangsa
yang merdeka, lepas dari penjajahan kolonialisme. Terima kasih dan pernghargaan
setinggi2nya layak kita ucapkan dan berikan kepada mereka yang telah gugur
memperjuangkan momen bersejarah itu. 350 tahun bukanlah sebuah rentang waktu
singkat berada dalam kondisi terkekang dan ditindas. Bukan sebuah waktu singkat
untuk setiap warga negara berjuang merebut hak asasi individu dan bangsanya. Sudah
selayaknya kita memperingati hari ini dengan penuh pemaknaan mendalam akan
maknawi perjuangan yang telah diperjuangkan para pendahulu kita. Merdeka…!!!
Sejarah telah
menasbihkan ceritanya. Sejarah peradaban bangsa-bangsa tercipta dari sebuah
proses panjang nan berliku. Sejarah yang menuntut manusia menjadi saksi drama
kehidupan. Drama yang menuntut kepekaan sosial tinggi. Drama dalam cerita nyata
yang pada akhirnya menyejarah. Mengapa kisah itu senantiasa menyejarah? Dikenang
hingga puluhan,ratusan bahkan ribuan tahun setelahnya? Kisahnya diturunkan dari
generasi ke generasi? Jawabnya karena sejarah itu memiliki nilai tak terhingga
pada mozaik zaman. Engkau bisa membeli semua kemewahan dunia dengan uang yang
engkau miliki namun engkau takkan pernah bisa membeli nilai historis sejarah
itu sendiri. Ia tak dijual namun ia ingin dimaknai. Ia tak dijual namun ingin
diresapi. Ia tak dijual namun ingin diilhami. Kenanglah, mengapa mereka harus
mati!! mengapa mereka harus berjuang!!!. One day later, I hope all of you can
find the meaning “why we must die and why we must fight”.
Sejarah bangsa
ini berdiri diatas puing-puing pengorbanan. Layaknya sejarah peradaban Romawi, Persia,
dan lainnya. perang adalah satu sisi tak terpisahkan dalam sejarah kemerdekaan
dan peradaban sebuah bangsa. Itulah mengapa dalam perang senantiasa tersaji
panggung darah dan air mata. Dua simnol yang akan menjadi dua sisi yang tak
terpisahkan. Maka belajarlah menghargai keduanya saat engkau tak harus
merasakan keduanya. Belajarlah menghargai pengorbanan para pendahulu yang telah
berjuang. Belajarlah menjadi generasi yang tahu berterimakasih bukan generasi
yang tak tahu diri. I’m waiting for you.
69 tahun boleh
jadi menjadi simbol kemerdekaan kita dari jeratan kolonialisme lama. Penjajahan
fisik yang berkepanjangan. Namun, sebuah pertanyaan hadir dalam diri kita. Sudahkah kita merdeka
seutuhnya saat ini? Jawabnya belum. Kita boleh jadi merdeka dari jeratan
kolonialisme lama namun kita belum bisa lepas dari jeratan kolonialisme modern.
Kolonialisme modern saya maksud. Yaa,,penjajahan secara nonfisik, nyaris kasat
mata namun terasa sangat hebat. Sadarkah kita bahwasanya hingga hari ini kita
masih terjajah secara ekonomi, hukum, politik bahkan nyaris semua sendi
kehidupan berbangsa kita terjajah. Kita belum bisa mandiri secara ekonomi.
Ekonomi kita masih dililit hutang yang nilainya membubung tinggi hingga anak
kecil yang baru lahir pun harus menanggung beban itu. Ekonomi kita masih
dililit korporasi asing. Sumber daya alam kita sebagian besar dikuasai asing. Tak
usah melihat tambang, pensil yang kita pakai saja masih bertuliskan “Made In
China”. Negeri ini kaya anugerah namun sampai detik ini belum bisa mandiri. Miris.
Itulah model
penjajahan modern. Kita bisa saja bebas berjalan kesana kemari namun pada
hakikatnya kita terbelenggu oleh sebuah sistem kolonialisme model baru yang
meninabobokan. Fatal jika generasi bangsa ini tak sadar akan hal ini. Percayalah
bahwa model kolonialisme modern ini merenggut semua aspek kehidupan berbangsa
kita. Menghancurkan masa depan generasi. Kemandirian nasional adalah sebuah
harga mati. Bangsa ini terlalu murah jika harus diperjualbelikan oleh bangsa
asing. Sepertinya hari ini kita kembali merindukan sosok pemimpin seperti
Soekarno. Pemimpin yang lantang menentang semua bentuk diskriminasi harga diri
bangsa. Pemimpin yang lantang menyuarakan kebenaran, tak takut kepada siapapun.
Bangsa ini bangsa besar yang harus dipimpin oleh orang yang memiliki jiwa, ide
dan keberanian besar. Silahkan anda bayangkan sendiri jika seandainya negeri
ini dipimpin oleh orang yang bicaranya saja tidak karuan, merangkai kata sulit
dan retorikanya tidak jelas. Tanyakan, jika berbicara saja tidak karuan
bagaimana mau memperjuangkan harga diri bangsa.
Satu hal yang
harus dipahami baik oleh generasi bangsa ini adalah bagaimana mereka bisa memberi
kontribusi kepada bangsa ini setelah 69 tahun kita merdeka. Sumbangsih besar
kecilnya tergantung pada kemampuan. Besar kecilnya bukan ukuran tapi sejauh
mana setiap kita mampu mengambil bagian dalam arah pembangunan bangsa. Teringat
kata seorang mantan Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy, “Jangan
pernah tanyakan apa yang negeri telah berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang
telah engkau berikan kepada negerimu”. Kita senantiasa menuntut negeri ini
memenuhi segala hak-hak kita namun kita lupa bahwasanya sudahkah kita memenuhi
kewajiban kita kepada negara. Saat ini yang terpenting yang harus dimaknai oleh
para generasi penerus adalah bagaimana mereka berkontribusi dalam mengisi
kemerdekaan. Belajar bersungguh-sungguh, menuntut ilmu adalah salah satu bentuk
kontribusi kita. Dengan ilmu yang telah dimiliki nanti harapannya bisa
digunakan untuk pembangunan manusia Indonesia, pembangunan negeri. So, action
right now not later..!!
Semoga saja
momen peringatan hari kemerdekaan bangsa ini tak sekedar menjadi sebuah
seremonial belaka. Momen yang hanya dilewatkan dari tahun ke tahun tanpa makna.
Layaknya upacara bendera setiap hari senin yang dilewatkan para siswa dari SD
hingga SMA yang terkesan tak lagi dimaknai oleh generasi. Miris. Selayaknya
mereka sadar, berat mana perjuangan para pendahulu kita merebut kemerdekaan dibanding
mereka yang berhadapan terik matahari yang hanya kurang lebih 45 menit tuk
mengenang jasa para pejuang negeri ini. Sungguh generasi sekarang sebagian
besar cengeng. Semoga mereka tersadar
dan bisa memahami posisinya sebagai anak negeri yang punya tanggung jawab
terhadap masa depan negeri. Bangsa ini menunggu aksimu…!!!
Mari bersama
kita pekikkan suara merdeka dari dalam diri kita. Melepas segala belenggu
penjajahan diri. Menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Menjadi generasi
yang membuat bangga negeri tercinta. Ayo kita kobarkan semangat Indonesia. Semangat
mencintai tanah air yang tak hanya sebatas di bibir saja tapi juga dalam
tingkah laku. Ayo anak muda, negeri ini menunggu aksi heroikmu. Negeri ini
berharap padamu wahai generasi. Salam Satu Jiwa. Salam Indonesia. Merdekaaaa…!!!!
0 comments:
Post a Comment