Wednesday, January 7, 2015

"JOKOWI DAN ORDE BARU JILID 2"

Muhammad Fadhly Thahir

Dulu negeri ini pernah mengalami fase kelam alam kebebasan berpendapat dan menyuarakan aspirasi. Masa ketika suara-suara rakyat dibungkam demi kenyamanan penguasa di singgasana. Masa ketika kritik dianggap sebagai sebuah perlawanan terhadap penguasa. Yaa,,zaman orde baru adalah zaman dimana rakyat berada dalam kekuasaan penuh pemerintah yang harus menghadapi tekanan dan kontrol ketat pemerintah dalam setiap langkah kaki menyusuri jalan kehidupan.

Kini,,masa itu kembali hadir meski tak sebengis dahulu. Serupa tapi tak sama. Pemerintah kini melanjutkan tradisi itu setelah terkubur oleh alam reformasi dan demokrasi beberapa tahun belakangan. Era SBY berakhir, orde baru terlahir kembali. Saat seorang yang begitu didewakan oleh sebagian warga negeri yg berpikiran picik dan kolot memimpin. Saat dimana manusia setengah dewa menjadi presiden negeri ini.

Dulu Prabowo Subianto selalu diidentikkan dengan orde baru jilid 2 oleh para pendukung presiden manusia setengah dewa. Namun nyatanya,,justru presiden mereka kinilah yang menghidupkan memori lama itu. Saat ratusan media cetak di seantero negeri dikontrol ketat oleh Jokowi dan kolega. Berita yang dimuat tak boleh ada yang menjatuhkan presiden, tak boleh dikritik. Kebebasan pers dan kebebasan menyuarakan kata hati berdasar realitas menjadi terbelenggu. Masih bebas tp terkekang. Perlahan namun pasti suara2 rakyat dibungkam dengan berbagai skenario. Mahasiswa yang bersuara mewakili suara rakyat dipukuli dan diperlakukan bak hewan oleh tindakan represif aparat atas komando pusat.  Manusia setengah dewa itu ternyata antikritik. Tak mau dikritik namun kebijakannya selalu tak memihak rakyat dan memunculkan polemik. Dengan mudahnya ia melemparkan kesalahan kepada orang lain, pihak lain. Dengan entengnya ia berkata "itu bukan urusan saya".
Begitukah mental seorang manusia setengah dewa???
Begitukah mental seorang pemimpin???
Sudahlah...Revolusi Mentalmu dulu baru kau suruh rakyatmu berevolusi...!!!

Kami hanyalah rakyat yang hanya mau hidup tenang dan damai. Tak lagi dipusingkan dengan kebijakanmu yg selalu "wah". Namun hati kami berkata susah untuk diam ketika melihat dirimu selalu membuat sensasi.
Kami tak tenang saat negeri ini dipermainkan layaknya boneka asing seperti dirimu.
Berhentilah melakukan atraksi sensasional yang hanya membuat kami semakin tersakiti.
Sekali lagi kami hanya ingin hidup tenang dan damai di negeri gemah ripah loh jinawi ini.

Dari kami yang masih mencintai negeri dengan setulus hati.
Dari kami yang masih memiliki hati untuk negeri.
Untukmu presiden "Manusia Setengah Dewa".

Monday, October 6, 2014

"JANJIKU UNTUK INDONESIA"

Muhammad Fadhly Thahir

         Melewati momen kebersamaan bersama putra putri terbaik negeri dari penjuru tanah air adalah momen luar biasa yang seharusnya menjadi refleksi kebangsaan utuh. Bahwasanya kita tercipta dengan ragam suku, agama, ras, bahasa dan budaya namun kita diikat oleh sebuah ikatan kebhinekaan yang mengakar kuat. Kita tak perlu ragu akan apa yang kita miliki untuk menjadi pribadi yang mampu memberi kontribusi lebih untuk negeri dan untuk sesama. Kebhinekaan itulah yang sebenarnya menjadi salah satu sumber kekuatan kita.

         Bila engkau pernah ke luar negeri atau minimal engkau pernah berinterakasi dan berkomunikasi dengan western people maka boleh jadi saat itu engkau baru merasakan bahwasanya negeri kita begitu kaya. Engkau akan menemukan sebuah dialog tentang budaya hingga pada sebuah moment western people itu bertanya "How many language in your country? kemudian orang Indonesia itu pun menjawab "We have about more than five hundred languages. Bahasa Indonesia as nationality language and others as local language". Si bule tersentak karena tak pernah mengira bahwasanya negeri ini memiliki lebih dari satu bahasa. Kenapa? itu karena mereka hanya memiliki 1 bahasa yang menjadi bahasa nasional sekaligus bahasa percakapan sehari-hari yakni Bahasa Inggris. Bandingkan dengan kita di Indonesia dengan beragam suku dan budaya, bahasa juga sangat beragam belum lagi dialeknya. Bukankah ini sebuah anugerah besar dan terindah yang diberikan Sang Pencipta kepada negeri ini?  Pandai-pandailah kita bersyukur.

          Dibalik morat-marit kondisi kebangsaan kita, dibalik benang kusut persoalan kebangsaan kita ada sebuah makna besar yang terselip didalamnya. Kita diajarkan untuk pantang menyerah, kita diajarkan untuk tegar menghadapi ujian, bersabar dan terus berusaha, bekerja dan berdoa. Yakinlah setiap peristiwa pastinya menyimpan hikmah besar dibalik semuanya. Dalam darah kita mengalir darah pejuang. Bangsa ini lahir dari darah dan air mata. Negeri ini lahir dari pengorbanan jiwa dan harta yang tidak sedikit. Belajarlah menggali semangat lebih dari para pendahulu kt. Belajarlah menghargai usaha para pejuang negeri ini. Malulah jika hari ini kita begitu cengeng menyerah pada kondisi. Tiap zaman punya masanya dan tiap kondisi akan dipergulirkan di tiap zamannya. Negeri ini menanti kontribusi nyata dari generasi penerus yang dilahirkan dari rahim ibu pertiwi. Generasi penerus itu adalah kita semua yang masih memiliki cinta pada tanah air. Ingatlah akan janji kita untuk Indonesia tercinta. Visi Indonesia Emas 2045. Boleh jadi lebih cepat dari itu, 2025. Janji yang tidak akan pernah kita lupakan sekalipun raga kita nantinya ditakdirkan tak lagi berpijak di bumi Indonesia. Engkau boleh melanglang buana ke penjuru dunia namun jangan pernah melupakan cinta kita pada negeri ini.

           Teruslah belajar, berkarya dan bekerja untuk Indonesia. Yakinlah bahwa harapan itu masih ada. 10 tahun kedepan kelak kita semua akan melihat pada level dan ranah kerja apa kita berkontribusi untuk negeri. 10 tahun kedepan kita akan menjadi pemimpin perubahan untuk negeri. 10 tahun kedepan kita akan berada dalam sebuah sinergi membangun negeri. Sinergi itu kita bangun dari sekarang hingga nantinya menjadi sebuah kesempurnaan mahakarya anak bangsa. Jangan pernah lupakan janji kita pada Indonesia. Jika kelak suatu saat diriku terlupa dan khilaf akan janji itu, bantu aku tuk mengingatnya lagi hingga aku sadar bahwasanya aku telah salah melangkah. Begitupun sebaliknya, jika suatu saat engkau terlupa dan khilaf aku akan senang hati mengingatkan dirimu akan janji itu. Ini penting saudaraku, agar kiranya kita tak mudah tergoda oleh materi dan kekuasaan yang pada akhirnya menjadikan kita kehilangan integritas. Cukup sudah dosa-dosa para pendahulu kita yang melakukan tindakan korup dan babi buta kekuasaan. Aku mau kita semua menjadi pioner perubahan yang akan merubah mindset dan tingkah laku kita untuk negeri ini kedepannya. Kita Pasti Bisa. Indonesia Bangkit. Indonesia Bisa. Salam Satu Jiwa...!!!

#GenerasiHarapan
#IndonesiaJaya

Friday, September 5, 2014

"GORESAN SEJARAH HINGGA SALAM GIGIT JARI"

Muhammad Fadhly Thahir

Sejarah bangsa-bangsa tak pernah lepas dari kumpulan kisah heroik layaknya cerita dalam mozaik kehidupan. Setiap bangsa akan mencetak sejarahnya sendiri. Dari pergolakan hidup masyarakat bawah, kompleksitas permasalahan kebangsaan hingga pada hiruk pikuk perpolitikan dalam negeri. Dalam realitanya pergolakan politik yang ada dalam sejarah sebuah bangsa sejatinya tak pernah lepas dari beragam kepentingan yang mewarnai. Adalah sebuah omong kosong besar jika aktivitas politik tak memiliki sebuah kepetingan. Namun memang yang menjadi topik bahasan intinya bukan pada kepentingan itu namun lebih kepada arah kepentingan dari aktivitas politik itu sendiri. Politik jika di arahkan pada tujuan yang baik dan untuk memberikan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia pada hakikatnya adalah tujuan utama dari politik. Namun jikalau politik arahnya kepada bagaimana semata memuaskan nafsu tahta, duniawi dan kelompok serta sejumlah kepentingan miring maka sejatinya itulah penyimpangan dari hakikat politik. Politik ditangan orang-orang yang salah akan menjadikan politik bak mesin pembunuh berdarah dingin. Sebaliknya, politik di tangan orang-orang yang baik akan menuju pada finalisasi memanusiakan manusia layaknya sebuah altar pendidikan.
Baru saja bangsa ini melewati rangkaian proses penting dalam sejarah kebangsaan. Momentum pemilihan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Pilpres 2014 sedikit banyak menguras habis energi bangsa ini. Ibarat tubuh yang sudah lemah dan renta lalu diberi pemasalahan yang teramat berat. Ini bukan persoalan mudah semudah membalikkan telapak tangan. Ini adalah persoalan kompleks kebangsaan dalam 5 tahun kedepan. Momen pilpres memang sungguh fantastis pada edisi kali ini. Ok..cukuplah kita berbicara tentang itu. Toh semuanya sudah tahu bagaimana akhir dari drama perpolitikan ini. Kita bahasakan saja ini drama karena pada realitasnya memang banyak dramatisasi dalam prosesnya yang pada akhirnya juga melahirkan hasil yang penuh dengan lawakan jenaka.
Kita mungkin masih ingat bagaimana proses lahirnya Revolusi Prancis dalam rentang tahun 1789-1799. Revolusi yang berawal dari berbagai pergolakan kaum proletar menentang dominasi kaum borjuis. Pergolakan masyarakat menengah ke bawah  dan golongan politisi sayap kiri menentang kekuasaan bangsawan dan aristokrat. Puncaknya saat penyerbuan penjara Bastille pada 14 juli 1789 yang menjadi ledakan frase analogi kekecewaan mendalam rakyat terhadap kesewenang-wenangan dan ketidakbecusan para pemimpin negeri. Sebuah sejarah lahirnya babak baru bagi bangsa prancis setelah kekuasaan para bangsawan selama berabad abad lamanya. Dari sini ada sebuah historical lesson yang diberikan kepada setiap negeri yang dipimpin oleh sekelompok orang yang tidak kapabel.
Bangsa ini pernah mengalami sebuah peristiwa besar dalam sejarah. Peristiwa dimana pemimpin negeri ini diturunkan oleh suara hati mayoritas masyarakat. Yaa,,momen yang dimaksud adalah peristiwa Mei 1998 saat rezim Soeharto diakhiri dengan paksa oleh sebuah momen bersejarah yang dilakukan kaum intelektual bersama masyarakat. Pertama kali dalam sejarah bangsa ini pemimpin negeri masa jabatannya diakhiri secara tidak hormat. Pada hakikatnya bukan sebuah keniscayaan jika suatu saat nanti akan tiba masa dimana bangsa ini akan mengulang sejarah itu kembali. Semuanya tergantung pada bagaimana kapasitas dari pemimpin negeri dalam memipin negeri beberapa tahun kedepan.
Epilog revolusi prancis yang dalam bahasa Prancis dikenal dengan Revolution Francaise dan runtuhnya rezim Soeharto adalah dua peristiwa beda generasi namun memiliki historical sense yang sama dalam berbagai kondisi. Dua sejarah yang sebenarnya diawali dengan starting point yang cukup baik. rakyat mendukung kebijakan pemerintah meski menyisakan celah ketidakpuasan pada beberapa kebijakan lainnya. Namun seiring bergulirnya waktu perlahan namun pasti celah-celah itu sedikit demi sedikit terbuka lebar hingga pada akhirnya menganga. Kekecewaan mendalam rakyat atas ketidakbecusan pemerintah dan penyimpangan amanah yang diberikan berujung pada sebuah ledakan kekecewaan berupa revolusi total. Pergerakan massa tak dapat dibendung lagi karena mereka bergerak dan berontak murni dari hati dan bukan karena kepentingan politis parsial.
Sekarang, mari kita tarik benang merah kedua frase sejarah tadi dengan kondisi kita saat ini terkait momentum pilpres 2014. Bagi orang-orang yang betul-betul mengikuti perkembangan politik negeri serta berbagai konsepsi yang berkembang didalamnya tentunya akan menemukan berbagai macam kejanggalan dalam proses terpilihnya presiden terpilih. Proses kejanggalan itu sudah dimulai saat pra, saat, hingga pasca momen pilpres usai bahkan hingga proses di MK berakhir. Saat kita memberi penilaian terhadap kapasitas kedua calon terntunya bagi orang-orang yang mampu melihat dari berbagai sisi akan menemukan ketimpangan yang teramat sangat. Dari segi leadership, Prabowo jelas memiliki keunggulan melihat rekam jejak sejak dari dunia militer hingga terjun ke dunia politik. Retorika keduanya pun sangat compang. Pemaparan yang lugas dan terarah dimiliki Prabowo sedangkan jokowi terlihat jelas tak memiliki struktur bahasa yang baik serta mencerminkan orang yang pernah mengenyam pendidikan tinggi dan pemimpin birokrasi. Kapasitas keilmuan pun sangat compang. Pengetahuan kebangsaan adalah hal mutlak yang harus dimiliki seorang presiden. Jikalau persoalan Laut China selatan saja tidak kelar baiknya silahkan dinilai sendiri jika sudah menyangkut kebangsaan secara kompleks. Ok, singkat saja, kita langsung masuk pada sebuah frame berfikir tentang negeri ini jika dipimpin oleh seorang pemimpin yang sama sekali tidak memiliki kapasitas mumpuni.
Bahasa alam berkata pada sebuah realita kemanusiaan bahwa “kecintaan yang begitu besar bisa jadi menjadi kebencian yang begitu besar”. Kita batasi dulu kotak bahasan kita pada konteks pendukung capres dan tidak berpikir diluar itu. Kecintaan para pendukung jokowi bisa jadi menjadi boomerang bagi mereka sendiri dikemudian hari. Kecintaan pendukung Prabowo berbeda dikarenakan koteks situasi dan kondisi yang terjadi. Sudah banyak survey yang dilakukan secara kecil-kecilan oleh beberapa komunitas dan perorangan baik itu di dunia nyata maupun di dunia maya menunjukkan sebuah hasil yang cukup menjadi gambaran bahwasanya kekecewaan dan penyesalan dari mereka yang memilih Jokowi JK saat pilpres mulai nampak dan semakin bertambah. Sebagian besar dari mereka merasa tertipu dengan pencitraan Jokowi selama ini yang terlihat merakyat namun nyatanya tidak. Memang saat ini riak kekecewaan itu belum begitu massif tapi secara pribadi saya yakin riak itu akan semakin besar seiring berjalannya pemerintahan nanti. Tak perlu kiranya para pendukung Prabowo atau orang-orang yang tidak setuju dengan Jokowi bersusah-susah memberi fakta karena yakinlah telinga para jokowers jakers pastinya sudah bebal dan terus nyaman dengan apa yang mereka rasakan selama ini. Biarlah waktu nantinya yang akan menjadi saksi terbukanya kedok Jokowi satu persatu yang sebenarnya dibuka sendiri olehnya. Saya tidak berharap yang buruk tapi saya hanya berharap suatu saat keadilan bisa menunjukkan kesaktiannya. Memang tak selamanya jalan kebenaran berjalan mulus namun yakinlah bahwa suatu saat kebenaran pasti akan menang cepat atau lambat.
Pemerintahan nantinya akan menjadi sebuah ujian besar dalam ranah terobosan baru  dibandingkan pemerintahan sebelumnya. Sebaik apa negeri ini saat dipimpin oleh Jokowi dibanding saat dipimpin oleh SBY. Saat ini banyak golongan yang bersorak girang atas terpilihnya Jokowi. Asing terutama. Freeport akan terus eksis di bumi cendrawasih Papua, Exxon, Shell,dan semua perusahaan asing akan mendapatkan kemudahan menanamkan modal dan mengeruk perut bumi negeri ini yang sudah sakit. Kontrak karya baru akan dimodifikasi sehingga menguntungkan mereka. Kolonialisme ekonomi akan semakin merajalela. Kolonialisme politik akan menggurita. Bangsa ini harus bersabar melihat negeri ini lepas dari cengkeraman asing. Imbas dari menangnya faksi kegelapan saat momen pilpres kali ini dengan cara yang tidak bermartabat.
Sekarang kita berharap pada kesolidan koalisi merah putih di parlemen dalam mengawal suara rakyat dan kepentingan bangsa. Kita harus tetap total melawan setiap kebijakan yang tidak pro rakyat dan akan merugikan negeri ini. Ini bukan lagi masalah siapa namun kita melihat pada konteks kebangsaan secara utuh. Analogi air dalam gelas yang akan tumpah jika terus menerus diisi. Begitu pula dengan realitas kedepannya. Kekecewaan yang lahir dari basis pendukung sendiri karena kedok yang terbuka jelas dari waktu ke waktu akan melahirkan sebuah pergerakan massa. Raja Louis XVI yang menjadi raja terakhir dalam era aristokrat Prancis telah merasakan bagaimana dahsyatnya gelombang kekecewaan yang lahir dari masyarakat Prancis yang dulunya mendukung kebijakan pemerintah. Ia harus merelakan garis takdir kekuasaan bangsawan berakhir saat penjara Bastille diserbu dan pemerintahan diambil alih oleh rakyat. Ia harus merelakan rumah mewahnya dan para aristokrat lainnya di Versailes disita.
Nasib sama dirasakan Soeharto. Dinasti yang dibangun selama kurang lebih 32 tahun berakhir dalam momen berdarah 1998. Mahasiswa dan rakyat bersatu bangkit melawan ketidakbecusan dan ketidakberesan pemerintah dalam mengatasi permasalahan negeri. Tak dipernah dibayangkan olehnya bahwa tahta yang selama ini diduduki dengan nyaman akan berakhir dengan cara yang sangat tragis. Sebuah konsekuensi logis dari amanah. Di era reformasi saat ini, seorang SBY saja yang memiliki kapasitas leadership yang cukup baik toh tak pernah sunyi dari kritik tajam dan pergolakan rakyatnya yang tidak setuju dengan kebijakan yang ia ambil. Jika dengan kapasitas seperti Pak SBY saja masih terus diterpa perlawanan dari mahasiswa dan rakyat, apatah lagi pastinya akan semakin marak saat negeri ini dipimpin oleh seorang boneka asing yang tidak memiliki kapasitas. Karena sesungguhnya teko hanya akan mengeluarkan isinya. Boleh jadi demonstrasi akan hadir tiap bulannya bukan lagi per periode waktu seperti saat SBY memerintah.
The last but not least. Semua janji-janji politik saat kampanye yang dilontarkan Jokowi pastinya akan ditagih oleh semua rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Seyogyanya kita selalu ingat makna esensial dari demokrasi itu sendiri. Bahwasanya demokrasi yang berkuasa adalah rakyat. Rakyat punya hak penuh mengawasi pemerintahnya dank arena itu pula rakyat punya hak kuasa dalam mengkritisi pemerintah saat kebijakan yang ia ambil tak pro rakyat. Secara pribadi setelah melihat berbagai macam konsepsi yang berkembang dan pergolakan peta politik pasca pilpres saya bisa mengambil sebuah antitesa sementara yang boleh jadi menjadi nyata di kemudian hari. Pemerintahan Jokowi JK tidak akan bertahan hingga 5 tahun. Ada banyak faktor yang menjadi analisis tersendiri akan hal ini. Namun baiknya sekarang kita sama-sama menjadi saksi momentum demi momentum itu. Pendukung Probowo Hatta baiknya tetap optimis bahwasanya ada rencana yang telah diskenariokan Sang Pencipta kepada negeri ini. Kelak kebenaran akan menang. Hanya saja kita masih dituntut untuk bersabar lebih saat ini sembari terus berjuang, bekerja dan berdoa. Rasa minder dan krisis kepercayaan diri sejatinya sekarang ada pada diri pendukung presiden terpilih. Sayang semuanya sudah menjadi bubur. Momentum itu sudah berlalu dan tak mungkin diputar kembali. Bahasa penyesalan memang datangnya selalu di akhir. Kini duduk terpaku sembari menggigit dua jari. Tak sadar waktu berlalu. Salam Gigit Jari…!!!

Monday, August 25, 2014

TRANSFER PEMAIN LIGA TOP EROPA 2014-2015

Muhammad Fadhly Thahir

       Berikut daftar transfer pemain beberapa liga top eropa. Beberapa masih proses negosiasi alot menjelang ditutupnya bursa transfer ini. Seperti biasa ada yang datang ada yang pergi. Nama-nama beken tak sedikit yang berganti kostum.

Liga Spanyol (BBVA)

1. Aleix Vidal : Almería ke Sevilla (Transfer)
2. Néstor Díaz : Sevilla ke Espanyol (Transfer)
3. Marcel Sgró : Cornellà ke Villarreal (Transfer)
4. Iván Sánchez : Atlético Madrid ke Almería (Transfer)
5. Polaco : Levante ke Linense (Transfer)
6. Juanpe : Racing Santander ke Granada (Transfer)
7. Ilie : Barcelona ke 1860 München (Transfer)
8. Manucho Gonçalves : Real Valladolid ke Rayo Vallecano (Free Transfer)
9. I. Rakitić : Sevilla ke Barcelona (18 M (EUR))
10. Diego Aguirre : Toledo ke Rayo Vallecano (Free Transfer)
11. Viguera : Deportivo Alavés ke Athletic Club (Transfer)
12. Fàbregas : Barcelona ke Chelsea (33 M (EUR))
13. Ander Herrera : Athletic Club ke Manchester United (37 M (EUR))
14. Marcos Tébar : Almería ke Brentford (Free Transfer)
15. C. Bravo : Real Sociedad ke Barcelona (12 M (EUR))
16. Sergi Gómez : Barcelona ke Celta de Vigo (Transfer)
17. R. Árcas : Getafe ke Cartagena (Transfer)
18. Migue Marín : Elche ke Reus Deportiu (Transfer)
19. A. Finnbogason : Heerenveen ke Real Sociedad (8 M (EUR))
20. Fran : Lucena ke Levante (Transfer)
21. Pedro Mosquera : Getafe ke Elche (Free Transfer)
22. W. Caballero : Málaga ke Manchester City (Transfer)
23. Juan Bernat : Valencia ke Bayern München (Transfer)
24. A. Natkho : Druzhba ke Barcelona (Transfer)
25. A. Rukavina : Real Valladolid ke Villarreal (Free Transfer)
26. T. Christensen : København ke Elche (Transfer)
27. Rafa Gálvez : Córdoba ke Elche (Transfer)
28. Planas : Barcelona ke Celta de Vigo (Free Transfer)
29. Joaquín García : Sevilla ke Elche (Transfer)
30. Pepe : Melilla ke Elche (Transfer)
31. Cuenca : Barcelona ke Deportivo La Coruña (Free Transfer)
32. Fidel : Elche ke Celta de Vigo (Transfer)
33. J. dos Santos : Barcelona ke Villarreal (2 M (EUR))
34. Quique : Guadalajara ke Almería (Free Transfer)
35. Rubén : Rayo Vallecano ke Almería (Free Transfer)
36. Ximo : Mallorca ke Almería (Free Transfer)
37. T. Hemed : Mallorca ke Almería (Free Transfer)
38. R. Rosales : Twente ke Málaga (Free Transfer)
39. Albert Miravent : Espanyol ke San Marino (Transfer)
40. Salva Sevilla : Real Betis ke Espanyol (Free Transfer)
41. Arbilla : Rayo Vallecano ke Espanyol (Transfer)
42. Gil Muntadas : Sevilla ke San Marino (Transfer)
43. M. Wagué : Caen ke Granada (Transfer)
44. Edu Bedia : Barcelona ke 1860 München (Free Transfer)
45. A. Sánchez : Barcelona ke Arsenal (37.8 M (EUR))
46. M. Mandžukić : Bayern München ke Atlético Madrid (22 M (EUR))
47. Jonathan López : Veria ke Getafe (Free Transfer)
48. José Carlos : Rayo Vallecano ke Córdoba (Free Transfer)
49. Ricardo Horta : Vitória Setúbal ke Málaga (Transfer)
50. Raúl Navas : Eibar ke Real Sociedad (Free Transfer)
51. Forniés : Getafe ke Alcorcón (Transfer)
52. Jesús Tamayo : Alcorcón ke Elche (Transfer)
53. Adrián : Atlético Madrid ke Porto (11 M (EUR))
54. Javier Espinosa : Barcelona ke Villarreal (Free Transfer)
55. Álvaro Morata : Real Madrid ke Juventus (20 M (EUR))
56. I. Touré : Rayo Vallecano ke Recreativo Huelva (Transfer)
57. D. Diagné : AS Eupen ke Barcelona (Transfer)
58. Juanto : Villarreal ke Real Murcia (Transfer)
59. Alain Eizmendi : Real Sociedad ke Leganés (Free Transfer)
60. J. Larrivey : Rayo Vallecano ke Celta de Vigo (Free Transfer)
61. E. Omgba : Elche ke Real Oviedo (Transfer)
62. Adrián : Rayo Vallecano ke Elche (Free Transfer)
63. Filipe Luis : Atlético Madrid ke Chelsea (20 M (EUR))
64. M. Barbosa : Las Palmas ke Sevilla (Transfer)
65. T. Kroos : Bayern München ke Real Madrid (25 M (EUR))
66. J. Oblak : Benfica ke Atlético Madrid (16 M (EUR))
67. J. Rodríguez : Monaco ke Real Madrid (80 M (EUR))
68. Chus Herrero : Girona ke Real Valladolid (Transfer)
69. Javi Ros : Real Sociedad ke Mallorca (Free Transfer)
70. G. Krychowiak : Reims ke Sevilla (Transfer)
71. C. Marica : Getafe ke Konyaspor (Transfer)
72. Gavilán : Getafe ke Levante (Free Transfer)
73. D. Larsson : Real Valladolid ke Granada (Free Transfer)
74. Ángel : Levante ke Eibar (Free Transfer)
75. R. Raţ : Rayo Vallecano ke PAOK (Free Transfer)
76. Y. Brahimi : Granada ke Porto (6.5 M (EUR))
77. Jaime : Real Valladolid ke Eibar (Free Transfer)
78. Morcillo : Recreativo Huelva ke Rayo Vallecano (Free Transfer)
79. Javi Flaño : Mirandés ke Osasuna (Transfer)
80. J. Mathieu : Valencia ke Barcelona (20 M (EUR))
81. T. Guarente : Sevilla ke Empoli (Free Transfer)
82.. M. Dos Santos : Real Murcia ke Almería (Free Transfer)
83. A. Griezmann : Real Sociedad ke Atlético Madrid (30 M (EUR))
84. G. Ochoa : Ajaccio ke Málaga (Free Transfer)
85. K. Navas : Levante ke Real Madrid (10 M (EUR))
86. Jesús Gámez : Málaga ke Atlético Madrid (2.5 M (EUR))
87. R. Jiménez : América ke Atlético Madrid (10 M (EUR))
88. C. Sánchez : Elche ke Aston Villa (6 M (EUR))
89. Alberto Moreno : Sevilla ke Liverpool (12 M (GBP)

Liga Inggris (EPL)

1. C. Kouyaté : Anderlecht ke West Ham United (9 M (EUR))
2. C. Pantilimon : Manchester City ke Sunderland (Free Transfer)
3. L. Dyer : Leicester City ke Watford (Free Transfer)
4. D. Edgar : Burnley ke Birmingham City (Free Transfer)
5. B. Sagna : Arsenal ke Manchester City (Free Transfer)
6. David Luiz : Chelsea ke PSG (50 M (EUR))
7. Fàbregas : Barcelona ke Chelsea (33 M (EUR))
8. K. Dikgacoi : Crystal Palace ke Cardiff City (Free Transfer)
9. M. Diouf : Hannover 96 ke Stoke City (Free Transfer)
10. Dionatan : Dukla ke Stoke City (Transfer)
11. J. Cole : West Ham ke United Aston Villa (Free Transfer)
12. M. Fryatt : Hull City ke Nottingham Forest (Free Transfer)
13. J. Colback : Sunderland ke Newcastle United (Free Transfer)
14. Gomes : Tottenham Hotspur ke Watford (Free Transfer)
15. P. Senderos : Valencia ke Aston Villa (Free Transfer)
16. S. Sidwell : Fulham ke Stoke City (Free Transfer)
17. J. Lescott : Manchester City ke West Bromwich Albion (Free Transfer)
18. C. Kettings : Blackpool ke Crystal Palace (Free Transfer)
19. N. Alexander : Crystal Palace ke Heart of Midlothian (Free Transfer)
20. C. Aneke : Arsenal ke Zulte-Waregem (Transfer)
21. Z. Whitbread : Leicester City ke Derby County (Free Transfer)
22. L. Ridgewell : West Bromwich Albion ke Portland Timbers FC (Free Transfer)
23. Fernando : Porto ke Manchester City (15 M (EUR))
24. Ander Herrera : Athletic Club ke Manchester United (37 M (EUR))
25. L. Barnard : Southampton ke Southend United (Free Transfer)
26. A. Büttner : Manchester United ke Dinamo Moskva (Transfer)
27. N. Alexander : Crystal Palace ke Heart of Midlothian (Free Transfer)
28. J. Stanislas : Burnley ke AFC Bournemouth (Free Transfer)
29. B. Gomis : Olympique Lyonnais ke Swansea City (Free Transfer)
30. C. Henderson : Hull City ke Crawley Town (Free Transfer)
31. L. Shaw : Southampton ke Manchester United (39.5 M (EUR))
32. A. Henshall : Manchester City ke Ipswich Town (Free Transfer)
33. J. Tavernier : Newcastle United ke Wigan Athletic (Transfer)
34. A. Lallana : Southampton ke Liverpool (31 M (EUR))
35. R. Snodgrass : Norwich City ke Hull City (7.5 M ())
36. Z. Ansah : Arsenal ke Charlton Athletic (Free Transfer)

37. Siem de Jong : Ajax ke Newcastle United (Transfer)
38. S. Kingsley : Falkirk ke Swansea City (Transfer)
39. C. Stewart : Hull City ke Ipswich Town (Free Transfer)
40. A. Wilbraham Crystal Palace ke Bristol City (Free Transfer)
41. D. Moxey : Crystal Palace ke Bolton Wanderers (Free Transfer)
42. M. Gilks : Blackpool ke Burnley (Free Transfer)
43. E. Can : Bayer Leverkusen ke Liverpool (12 M (EUR))
44. J. Keane : Stoke City ke Alfreton Town (Free Transfer)
45. O. Ustari : Sunderland ke Newell's Old Boys (Free Transfer)
46. M. Taylor : West Ham United ke Burnley (Free Transfer)
47. A. Cresswell : Ipswich Town ke West Ham United (2.5 M (EUR))
48. W. Caballero : Málaga ke Manchester City (Transfer)
49. C. Baird : Burnley ke West Bromwich Albion (Transfer)
50. R. Amalfitano : Newcastle United ke Dijon (Transfer)
51. A. Cole : Chelsea ke Roma (Free Transfer)
52. M. Pašalić : Hajduk Split ke Chelsea (Transfer)
53. D. Poyet : Charlton Athletic ke West Ham United (Transfer)
54. K. Westwood : Sunderland ke Sheffield Wednesday (Free Transfer)
55. K. Richardson : Fulham ke Aston Villa (1 K (EUR))
56. A. Sánchez : Barcelona ke Arsenal (37.8 M (EUR))
57. R. Cabella : Montpellier ke Newcastle United (15 M (EUR))
58. G. Pellè : Feyenoord ke Southampton (8 M (EUR))
59. S. Pocognoli : Hannover 96 ke West Bromwich Albion (Transfer)
60. Diego Costa : Atlético Madrid ke Chelsea (40 M (EUR))
61. Filipe Luis : Atlético Madrid ke Chelsea (20 M (EUR))
62. R. Ferdinand : Manchester United ke Queens Park Rangers (Free Transfer)
63. B. Ideye : Dynamo Kyiv ke West Bromwich (Albion Transfer)
64. M. Debuchy : Newcastle United ke Arsenal (15 M (EUR))
65. D. Janmaat : Feyenoord ke Newcastle United (7 M (EUR))
66. E. Valencia : Pachuca ke West Ham United (15 M (EUR))
67. L. Suárez : Liverpool ke Barcelona (81 M (EUR))
68. D. Ba : Chelsea ke Beşiktaş (10.1 M (EUR))
69. L. Marković : Benfica ke Liverpool (25 M (EUR))
70. A. Hughes : Queens Park Rangers ke Brighton & Hove Albion (Free Transfer)
71. C. Ekangamene : Manchester United ke Zulte-Waregem (Transfer)
72. Campaña : Crystal Palace ke Sampdoria (Transfer)
73. P. Evra : Manchester United ke Juventus (1.5 M (EUR))
74. I. Scocco : Sunderland ke Newell's Old Boys (2.7 M (EUR))
75. T. Eisfeld : Arsenal Fulham (Transfer)
76. L. Ulloa : Brighton & Hove Albion ke Leicester City (10 M (EUR))
77. S. Caulker : Cardiff City ke Queens Park Rangers (10.75 M (EUR))
78. M. Vorm : Swansea City ke Tottenham Hotspur (Transfer)
79. Pozuelo : Swansea City ke Rayo Vallecano (Transfer)
80. F. Lampard : Chelsea ke New York City (Free Transfer)
81. G. Sigurðsson : Tottenham Hotspur ke Swansea City (Transfer)
82. J. Montero : Morelia ke Swansea City (5 M (EUR))
83. D. Drogba : Galatasaray ke Chelsea (Free Transfer)
84. M. Bešić : Ferencváros Everton (Transfer)
85. D. Origi : Liverpool ke Lille (Loan)
86. D. Origi : Lille ke Liverpool (12 M (EUR))
87. D. Lovren : Southampton ke Liverpool (30 M (EUR))
88. D. Ospina : Nice ke Arsenal (4 M (EUR))
89. C. Chambers : Southampton ke Arsenal (20 M (EUR))
90. S. Logan : Newcastle United ke Annan Athletic (Transfer)
91. S. Allan : West Bromwich Albion ke Hibernian (Transfer)
92. B. Hangeland : Fulham ke Crystal Palace (Free Transfer)
93. J. Davidson : Heracles ke West Bromwich Albion (Transfer)
94. J. Rodwell : Manchester City ke Sunderland (8.8 M (EUR))
95. J. Mutch : Cardiff City ke Queens Park Rangers (7.5 M (EUR))
96. G. O'Neil : Queens Park Rangers ke Norwich City (Free Transfer)
97. C. Gamboa : Rosenborg ke West Bromwich Albion (2.4 M (EUR))
98. I. Ssewankambo : Chelsea ke NAC Breda (Free Transfer)
99. R. Koren : Hull City ke Melbourne City (Free Transfer)
100. A. Cissokho : Valencia ke Aston Villa (Transfer)
101. T. Vermaelen : Arsenal ke Barcelona (15 M (EUR))
102. E. Mangala : Porto ke Manchester City (40 M (EUR))
103. F. Forster : Celtic ke Southampton (12.5 M (EUR))
104. D. Sakho : Metz ke West Ham United (4.5 M (EUR))
105. M. Ngoo : Liverpool ke Kilmarnock (Free Transfer)
106. F. Gardoş : Steaua Bucureşti ke Southampton (6.8 M (EUR))
107. Pablo Hernández : Swansea City ke Al Arabi (5 M (EUR))
108. Chico Flores : Swansea City ke Lekhwiya (5 M (EUR))
109. Javi García : Manchester City ke Zenit (16.8 M (EUR))
110. S. Long : Hull City ke Southampton (15 M (EUR))
111. W. Buckley : Brighton & Hove Albion ke Sunderland (3 M (EUR))
112. M. Kelly : Liverpool ke Crystal Palace (Transfer)
113. C. Sánchez : Elche ke Aston Villa (6 M (EUR))
114. Alberto Moreno : Sevilla ke Liverpool (12 M (GBP))
115. F. Fernández : Napoli ke Swansea City (Transfer)
116. M. Rojo : Sporting CP ke Manchester United (20 M (EUR))
117. L. Fer : Norwich City ke Queens Park Rangers (10 M (EUR)

 Liga Italia (Serie A)

1. D. Milito : Internazionale ke Racing Club (Free Transfer)
2. D. Basta : Udinese ke Lazio (Transfer)
3. C. Molinaro : Stuttgart ke Torino (Transfer)
4. M. Chrapek : Wisła Kraków ke Catania (Transfer)
5. G. Chanturia : CFR Cluj ke Hellas Verona (Transfer)
6. L. Gonnelli : Pontedera ke Livorno (Transfer)
7. J. Fanchone : Udinese ke Petrolul Ploieşti (Transfer)
8. M. Rodríguez : Sampdoria ke Grêmio (Loan)
9. J. Ménez : PSG ke Milan (Free Transfer)
10. M. Rodríguez : Grêmio ke Sampdoria (Back from Loan)
11. J. Martínez : Young Boys ke Torino (Transfer)
12. C. Tătăruşanu : Steaua Bucureşti ke Fiorentina (Free Transfer)
13. S. Kéita : Valencia ke Roma (Free Transfer)
14. Alex : PSG ke Milan (Free Transfer)
15. R. Centurión : Racing Club ke Genoa (3.2 M (EUR))
16. C. Immobile : Torino ke Borussia Dortmund (19.5 M (EUR))
17. D. Mori : Brescia ke Udinese (Transfer)
18. L. Greco : Livorno ke Genoa (Transfer)
19. F. Fedato : Catania ke Sampdoria (Transfer)
20. K. Coman : PSG ke Juventus (Free Transfer)
21. Raphael Martinho : Hellas Verona ke Catania (Transfer)
22. F. Sørensen : Bologna ke Juventus (Transfer)
23. M. Bianchetti : Hellas Verona ke Internazionale (Transfer)
24. C. Théréau : Chievo ke Udinese (2 M (EUR))
25. M. Albertazzi : Hellas Verona ke Milan (Transfer)
26. F. Cacciatore : Hellas Verona ke Sampdoria (Transfer)
27. L. Saporetti : Milan ke Cesena (Transfer)
28. S. Pettinari : Crotone ke Roma (Transfer)
29. S. Addessi : Latina ke Parma (Transfer)
30. N. Belloni : Modena ke Internazionale (Transfer)
31. B. Bjarnason : Sampdoria ke Pescara (Transfer)
32. R. Bocalon : Venezia ke Internazionale (Transfer)
33. J. Sánchez Miño : Boca Juniors ke Torino (3.2 M (EUR))
34. A. Fofana : Brescia ke Internazionale (Transfer)
35. L. Paramatti : Internazionale ke Bologna (Transfer)
36. D. Perotti : Sevilla ke Genoa (Transfer)
37. P. Bochniewicz : Reggina ke Udinese (Transfer)
38. E. Gatto : Torino ke Siena (Transfer)
39. R. Meggiorini : Torino ke Chievo (Free Transfer)
40. N. Brighenti : Chievo ke Vicenza (Transfer)
41. S. Sturaro : Genoa ke Juventus (5.5 M (EUR))
42. M. Ikonomou : Cagliari ke Bologna (Transfer)
43. Kaká : Milan ke Orlando City (Free Transfer)
44. M. Parolo : Parma ke Lazio (5 M (EUR))
45. F. Agliardi : Bologna ke Cesena (Transfer)
46. L. Christodoulopoulos : Bologna ke Hellas Verona (Transfer)
47. V. Fiorillo : Sampdoria ke Juventus (Transfer)
48. A. Fofana Internazionale Prato (Transfer)
49. P. Barrientos : Catania ke San Lorenzo (1.1 M (EUR))
50. Maicosuel : Udinese ke Atlético Mineiro (Transfer)
51. M. D'Alessandro : Roma ke Atalanta (Transfer)
52. M. Vučinić : Juventus ke Al Jazira (5 M (EUR))
53. Matuzalém : Genoa ke Bologna (Free Transfer)
54. A. Barreca : Torino ke Cittadella (Transfer)
55. D. Faraoni : Watford ke Udinese (Transfer)
56. D. Tőzsér : Genoa ke Parma (Transfer)
57. A. Rosi : Parma ke Genoa (Transfer)
58. L. Coccolo : Torino ke Pisa (Transfer)
59. A. Cole : Chelsea ke Roma (Free Transfer)
60. Dodô : Roma ke Internazionale (7.8 M (EUR))
61. F. Zuculini : Arsenal ke Bologna (Free Transfer)
62. F. Coppola : Milan ke Bologna (Transfer)
63. S. Benedetti : Internazionale ke Cagliari (Transfer)
64. A. Balzano : Pescara ke Cagliari (Free Transfer)
65. D. Grandi : Bologna ke Monza (Transfer)
66. S. Viotti : Chievo ke Monza (Transfer)
67. M. Silvestri : Chievo ke Leeds United (Transfer)
68. B. Martella : Sampdoria ke Crotone (Transfer)
69. D. Mungo : Parma ke Pistoiese (Transfer)
70. G. Scognamiglio : Parma ke Benevento (Transfer)
71. V. Celjak : Sampdoria ke Benevento (Transfer)
72. R. Krhin : Bologna ke Internazionale (1.2 M (EUR))
73. A. Gilardino : Genoa ke Guangzhou Evergrande (5 M (EUR))
74. F. Lescano : Genoa ke Torino (Transfer)
75. J. Brillante : Newcastle Jets ke Fiorentina (Transfer)
76. A. Izzo : Avellino ke Genoa (Transfer)
77. M. Koné : Parma ke Troyes (Transfer)
78. F. De Col : Hellas Verona ke Virtus Entella (Transfer)
79. F. Della Rocca : Bologna ke Palermo (Transfer)
80. Edenilson : Corinthians ke Udinese (Transfer)
81. J. Rafati : Genoa ke Livorno (Transfer)
82. E. Calaiò : Napoli ke Catania (Transfer)
83. D. Crispino : Napoli ke Como (Transfer)
84. T. Bianchi : Sassuolo ke Leeds United (Transfer)
85. L. Ferrari : Milan ke Hellas Verona (Transfer)
86. Caio : Flamengo ke Cagliari (Transfer)
87. M. Valoti : AlbinoLeffe ke Hellas Verona (Transfer)
88. Rômulo : Fiorentina ke Hellas Verona (Transfer)
89. A. Ragusa : Pescara ke Genoa (Transfer)
90. G. Donsah : Hellas Verona ke Cagliari (Transfer)
91. A. Pedone : Milan ke Carrarese (Transfer)
92. S. Morrone : Parma ke Pisa (Transfer)
93. A. Izzo : Avellino ke Genoa (Transfer)
94. J. Iturbe : Hellas Verona ke Roma (22 M (EUR))
95. F. Quagliarella : Juventus ke Torino (3.5 M (EUR))
96. Álvaro Morata : Real Madrid ke Juventus (20 M (EUR))
97. F. Rinaudo : Sporting CP ke Catania (3 M (EUR))
98. Campaña : Crystal Palace ke Sampdoria (Transfer)
99. D. Maietta : Hellas Verona ke Bologna (Transfer)
100. Taddei : Roma ke Perugia (Free Transfer)
101. R. Ely : Milan ke Avellino (Transfer)
102. P. Evra : Manchester United ke Juventus (1.5 M (EUR))
103. R. Regno : Livorno ke Barletta (Transfer)
104. Campaña : Crystal Palace ke Sampdoria (1.8 M (EUR))
105. Š. Vrsaljko : Genoa ke Sassuolo (3.5 M (EUR))
106. M. Spezzani : Hellas Verona ke Melfi (Free Transfer)
107. N. Napol : Lorient ke Atalanta (Transfer)
108. R. Pereyra : Udinese ke Juventus (11 M (EUR))
109. J. Basanta : Monterrey ke Fiorentina (3.5 M (EUR))
110. S. de Vrij : Feyenoord ke Lazio (7.5 M (EUR))
111. D. Baumgartner : Senica ke Sampdoria (Transfer)
112. G. Rodríguez : Torino ke Hellas Verona (Transfer)
113. A. Carrozza : Hellas Verona ke Lecce (Transfer)
114. Claiton : Chievo ke Crotone Free (Transfer)
115. V. De Lucia : Parma ke Frosinone (Transfer)
116. E. Testardi : Sampdoria ke Lupa Roma (Free Agent)
117. E. Braafheid : Hoffenheim ke Lazio (Free Transfer)
118. K. Constant : Milan ke Trabzonspor (2.5 M (EUR))
119. S. Mustafi : Sampdoria ke Valencia (8 M (EUR))
120. G. Luperini : Sampdoria ke Pontedera (Transfer)
121. L. Iotti : Milan ke Elche (Transfer)
122. A. Cocco : Hellas Verona ke Vicenza (Transfer)
123. Diego López : Real Madrid ke Milan (Free Transfer)
124. E. Lamanna : Siena ke Genoa (Transfer)
125. L. Rigoni : Chievo ke Palermo (1.5 M (EUR)) 126. Willyan : Torino ke Nacional (Free Transfer)
127. A. Schiavone : Siena ke Juventus (Free Transfer)

Liga Jerman (Bundesliga)


1. Miiko Albornoz : Malmö ke FF Hannover 96 (Transfer)
2. O. Elabdellaoui : Eintracht Braunschweig ke Olympiakos Piraeus (Transfer)
3. R. Husic : Bayern München ke Werder Bremen (100 K (EUR))
4. M. Klich : PEC Zwolle ke Wolfsburg (Transfer)
5. E. Lickert : Freiburg ke Unterhaching (Free Transfer)
6. C. Molinaro : Stuttgart ke Torino (Transfer)
7. Jin-Su Kim : Albirex Niigata ke Hoffenheim (Transfer)
8. M. Frantz : Nürnberg ke Freiburg (1.5 M (EUR))
9. E. Hovland : Molde ke Nürnberg (250 K (EUR))
10. O. Özdemir : Eintracht Frankfurt ke Nürnberg (Free Transfer)
11. T. Albutat : Freiburg ke MSV Duisburg (Free Transfer)
12 E. Wille Eintracht : Frankfurt ke MSV Duisburg (Free Transfer)
13 M. Diouf : Hannover 96 ke Stoke City (Free Transfer)
14. C Immobile : Torino ke Borussia Dortmund (19.5 M (EUR))
15. P. Kluge : Hertha BSC ke Arminia Bielefeld (Free Transfer)
16. J. Heitinga : Fulham ke Hertha BSC (Free Transfer)
17. M. Stoppelkamp : 1860 München ke Paderborn (700 K (EUR))
18. T. Hoogland : Schalke 04 ke Fulham (Free Transfer)
19. A. Schöpf : Bayern München ke Nürnberg (400 K (EUR))
20. T. Brauer : Hamburger SV ke Grödig (Free Transfer)
21. P. Kluge : Hertha BSC ke Arminia Bielefeld (Free Transfer)
22. G. Jung : Rot-Weiß Oberhausen ke Hamburger SV (100 K (EUR))
23. V. Yurchenko : Shakhtar Donetsk ke Bayer Leverkusen (Transfer)
24. S. Riether : Fulham ke Freiburg (Transfer)
25. S. Parker : Mainz 05 ke Augsburg (Transfer)
26. D. Brosinski : Greuther Fürth ke Mainz 05 (Transfer)
27. J. Schieber : Borussia Dortmund ke Hertha BSC (2.5 M (EUR))
28. N. Đurđić : Greuther Fürth ke Augsburg (2 M (EUR))
29. E. Can : Bayer Leverkusen ke Liverpool (12 M (EUR))
30. Á. Szalai : Schalke 04 ke Hoffenheim (Transfer)
31. E. Choupo-Moting : Mainz 05 ke Schalke 04 (Free Transfer)
32. H. Çalhanoğlu : Hamburger SV ke Bayer Leverkusen (15.5 M (EUR))
33. T. Matavž : PSV ke Augsburg (4 M (EUR))
34. S. Parker : Mainz 05 ke Augsburg (Transfer)
35. M. Hanke : Freiburg ke Guizhou Renhe (Free Transfer)
36. Juan Bernat : Valencia ke Bayern München (Transfer)
37. M. Delpierre : Hoffenheim ke Melbourne Victory (Free Transfer)
38. R. Leipertz Schalke 04 ke Heidenheim (100 K (EUR))
39. D. Erdmann Schalke 04 ke Dynamo Dresden (Free Transfer)
40. Z. Lam : Hamburger SV ke Greuther Fürth (50 K (EUR))
41. S. Kutschke : Wolfsburg ke Paderborn (Transfer)
42. V. Maier : Lippstadt 08 ke Paderborn (50 K (EUR))
43. L. Rupp : Borussia M'gladbach ke Paderborn (Free Transfer)
44. M. Plattenhardt : Nürnberg ke Hertha BSC (500 K (EUR))
45. J. Gyau : Hoffenheim ke Borussia Dortmund (120 K (EUR))
46. I. Lucic : Ried ke Bayern München (Transfer)
47. G. Wegkamp : Fortuna Düsseldorf ke Bayern München (Free Transfer)
48. I. Hajrović : Galatasaray ke Werder Bremen (Transfer)
49. R. Bürki : Grasshopper ke Freiburg (1.8 M (EUR))
50. S. Mielitz : Werder Bremen ke Freiburg (Free Transfer)
51. M. Terrazzino : Freiburg ke Bochum (Free Transfer)
52. F. Stritzel : Hamburger SV ke Karlsruher SC (Free Transfer)
53. P. Müller : Erzgebirge Aue ke Hamburger SV (Transfer)
54. S. Schröck : Eintracht Frankfurt ke Greuther Fürth (200 K (EUR))
55. A. Özer : Eintracht Frankfurt ke Karabükspor (Free Transfer)
56. T. Chandler : Nürnberg ke Eintracht Frankfurt (1 K (EUR))
57. M. Hasebe : Nürnberg ke Eintracht Frankfurt (Free Transfer)
58. R. Szarka : Hoffenheim ke Energie Cottbus (Transfer)
59. B. Schmitz : Bayern München ke Salzburg (Transfer)
60. I. Hajrović : Galatasaray ke Werder Bremen (Transfer)
61. M. Mandžukić : Bayern München ke Atlético Madrid (22 M (EUR))
62. S. Mielitz : Werder Bremen ke Freiburg (Free Transfer)
63. D. Ya Konan : Hannover 96 ke Al Ittihad (Free Transfer)
64. R. Beerens : AZ ke Hertha BSC (1.5 M (EUR))
65. D. Schmitt : Mainz 05 ke Würzburger Kickers (Transfer)
66. S. Strujic : Alemannia Aachen ke Wolfsburg (Transfer)
67. R. Herrmann : Hannover 96 ke Wolfsburg (Transfer)
68. D. Bergmann : Hamburger SV ke St. Pauli (Transfer)
69. D. Medjedovic : Neustrelitz ke Wolfsburg (Transfer)
70. A. Affane : Energie Cottbus ke Wolfsburg (Transfer)
71. A. Langer : Hamburger SV ke St. Pauli (Transfer)
72. P. Mainka : Arminia Bielefeld : Werder Bremen (Transfer)
73. L. Guwara : Köln ke Werder Bremen (Transfer)
74. R. Khedira : Stuttgart RB ke Leipzig (Transfer) 75. J. Mickels : Borussia M'gladbach ke Aarau (Transfer)
76. T. Kroos : Bayern München ke Real Madrid (25 M (EUR))
77. S. Kapino : Panathinaikos ke Mainz 05 (Transfer)
78. M. Ginter : Freiburg ke Borussia Dortmund (10 M (EUR))
79. G. Jara : Nottingham Forest ke Mainz 05 (Free Transfer)
80. M. Kempf : Eintracht Frankfurt ke Freiburg (800 K (EUR))
81. L. Heine : Bayer Leverkusen ke Fortuna Köln (Transfer)
82. A. Hloušek : Nürnberg ke Stuttgart (1.2 M (EUR))
83. D. Engelman : Bayer Leverkusen ke Fortuna Köln (Transfer)
84. M. Ban : Köln ke Fortuna Köln (Transfer)
85. B. Uaferro : Schalke 04 ke Fortuna Köln (Transfer)
86. P. Steinhart : 1860 München ke Bayern München (Transfer)
87. H. Paul : Greuther Fürth ke Bayern München (Transfer)
88. F. Schnellhardt : Köln ke MSV Duisburg (Transfer)
89. P. Walter : 1860 München ke Bayern München (Transfer)
90. T. Meißner : Borussia Dortmund ke MSV Duisburg (Transfer)
91. T. Schweinsteiger : Unterhaching ke Bayern München (Transfer)
92. J. Eilers : Wolfsburg ke Dynamo Dresden (Transfer)
93. D. Vrzogic : Bayern München ke Dynamo Dresden (Transfer)
94. M. Große : Hannover 96 ke Dynamo Dresden (Transfer)
95. L. Dürholtz : Bayer Leverkusen ke Dynamo Dresden (Transfer)
96. D. Poggenberg : Wolfsburg ke Chemnitzer FC (Transfer)
97. J. Eilers : Goslarer SC ke Wolfsburg (Transfer)
98. C. Gülselam : Galatasaray ke Hannover 96 (Free Transfer)
99. H. Kiyotake : Nürnberg ke Hannover 96 (4.3 M (EUR))
100. B. Nebihi : Augsburg ke Union Berlin (Transfer)
101. L. Paqarada : Bayer Leverkusen ke Sandhausen (Transfer)
102. A. Bieler : Bayer Leverkusen ke Sandhausen (Transfer)
103. A. Bouhaddouz : Bayer Leverkusen ke Sandhausen (Transfer)
104. H. Seferović : Real Sociedad ke Eintracht Frankfurt (Transfer)
105. E. Braafheid : Hoffenheim ke Lazio (Free Transfer)
106. N. Müller : Mainz 05 ke Hamburger SV (4.5 M (EUR))
107. M. Müller : Saarbrücken le Freiburg (Transfer)
108. Cacau : Stuttgart le Cerezo Osaka (Free Transfer)
109. E. Kachunga : Borussia M'gladbach ke Paderborn (300 K (EUR))
110. F. Kostić : Groningen ke Stuttgart (Transfer)
111. K. Friesenbichler : Bayern München ke Benfica (Free Transfer)
112. Cleber : Corinthians ke Hamburger SV Transfer
113. J. Akpala : Werder Bremen ke Karabükspor Transfer
114. M. Ekici : Werder Bremen ke Trabzonspor 1.5 M (EUR)
115. F. Malbašić : Hoffenheim ke Lechia Gdańsk (Loan)
116. R. Grigorian : Eintracht Frankfurt ke Seligenporten (Transfer)
117. L. Raeder : Bayern München ke Vitória Setúbal (Free Transfer)
118. D. Müller : Augsburg ke Bayern München (Transfer)
119. N. Bendtner : Arsenal ke Wolfsburg (Free Transfer)
120. S. Zuber : CSKA Moskva ke Hoffenheim (3.9 M (EUR))
121. C. Wetklo : Mainz 05 ke Schalke 04 Free (Transfer)
122. M. Ostrzolek : Augsburg ke Hamburger SV (2.5 M (EUR))
123. A. Baba : Greuther Fürth ke Augsburg (2.5 M (EUR))
124. J. Ahrens : Werder Bremen ke Meppen (Transfer)
125. I. Feser : Schalke 04 ke Eintracht Braunschweig (Transfer)
126. M. Stankevičius : Gaziantepspor ke Hannover 96 (Transfer)
127. D. Deter : Hoffenheim ke Waldhof Mannheim (Transfer)

        Demikianlah sederet bursa transfer pemain musim baru ini. Semoga yang baru tiba di rumah baru bisa betah dan cepat nyetel dengan rekan setim. Untuk para fans yang kehilangan pemain idola mereka,relakanlah karena beginilah seni transfer dalam industri sepakbola. Semoga bermamfaat :)

Saturday, August 16, 2014

HAPPY INDEPENDENCE DAY

Muhammad Fadhly Thahir

Selamat Ulang Tahun Negeriku...!!!
Happy Indepedence Day…!!!

Hari ini. Tepat 69 tahun sudah bangsa ini merdeka dari penjajahan kolonialisme. 69 tahun sejak kolonialisme silih berganti menguasai negeri ini. 69 tahun silam bangsa ini telah mengambil sebuah keputusan besar untuk masa depan negeri. Menjadi bangsa yang merdeka, lepas dari penjajahan kolonialisme. Terima kasih dan pernghargaan setinggi2nya layak kita ucapkan dan berikan kepada mereka yang telah gugur memperjuangkan momen bersejarah itu. 350 tahun bukanlah sebuah rentang waktu singkat berada dalam kondisi terkekang dan ditindas. Bukan sebuah waktu singkat untuk setiap warga negara berjuang merebut hak asasi individu dan bangsanya. Sudah selayaknya kita memperingati hari ini dengan penuh pemaknaan mendalam akan maknawi perjuangan yang telah diperjuangkan para pendahulu kita. Merdeka…!!!
Sejarah telah menasbihkan ceritanya. Sejarah peradaban bangsa-bangsa tercipta dari sebuah proses panjang nan berliku. Sejarah yang menuntut manusia menjadi saksi drama kehidupan. Drama yang menuntut kepekaan sosial tinggi. Drama dalam cerita nyata yang pada akhirnya menyejarah. Mengapa kisah itu senantiasa menyejarah? Dikenang hingga puluhan,ratusan bahkan ribuan tahun setelahnya? Kisahnya diturunkan dari generasi ke generasi? Jawabnya karena sejarah itu memiliki nilai tak terhingga pada mozaik zaman. Engkau bisa membeli semua kemewahan dunia dengan uang yang engkau miliki namun engkau takkan pernah bisa membeli nilai historis sejarah itu sendiri. Ia tak dijual namun ia ingin dimaknai. Ia tak dijual namun ingin diresapi. Ia tak dijual namun ingin diilhami. Kenanglah, mengapa mereka harus mati!! mengapa mereka harus berjuang!!!. One day later, I hope all of you can find the meaning “why we must die and why we must fight”. 
Sejarah bangsa ini berdiri diatas puing-puing pengorbanan. Layaknya sejarah peradaban Romawi, Persia, dan lainnya. perang adalah satu sisi tak terpisahkan dalam sejarah kemerdekaan dan peradaban sebuah bangsa. Itulah mengapa dalam perang senantiasa tersaji panggung darah dan air mata. Dua simnol yang akan menjadi dua sisi yang tak terpisahkan. Maka belajarlah menghargai keduanya saat engkau tak harus merasakan keduanya. Belajarlah menghargai pengorbanan para pendahulu yang telah berjuang. Belajarlah menjadi generasi yang tahu berterimakasih bukan generasi yang tak tahu diri. I’m waiting for you.
69 tahun boleh jadi menjadi simbol kemerdekaan kita dari jeratan kolonialisme lama. Penjajahan fisik yang berkepanjangan. Namun, sebuah pertanyaan hadir  dalam diri kita. Sudahkah kita merdeka seutuhnya saat ini? Jawabnya belum. Kita boleh jadi merdeka dari jeratan kolonialisme lama namun kita belum bisa lepas dari jeratan kolonialisme modern. Kolonialisme modern saya maksud. Yaa,,penjajahan secara nonfisik, nyaris kasat mata namun terasa sangat hebat. Sadarkah kita bahwasanya hingga hari ini kita masih terjajah secara ekonomi, hukum, politik bahkan nyaris semua sendi kehidupan berbangsa kita terjajah. Kita belum bisa mandiri secara ekonomi. Ekonomi kita masih dililit hutang yang nilainya membubung tinggi hingga anak kecil yang baru lahir pun harus menanggung beban itu. Ekonomi kita masih dililit korporasi asing. Sumber daya alam kita sebagian besar dikuasai asing. Tak usah melihat tambang, pensil yang kita pakai saja masih bertuliskan “Made In China”. Negeri ini kaya anugerah namun sampai detik ini belum bisa mandiri. Miris.
Itulah model penjajahan modern. Kita bisa saja bebas berjalan kesana kemari namun pada hakikatnya kita terbelenggu oleh sebuah sistem kolonialisme model baru yang meninabobokan. Fatal jika generasi bangsa ini tak sadar akan hal ini. Percayalah bahwa model kolonialisme modern ini merenggut semua aspek kehidupan berbangsa kita. Menghancurkan masa depan generasi. Kemandirian nasional adalah sebuah harga mati. Bangsa ini terlalu murah jika harus diperjualbelikan oleh bangsa asing. Sepertinya hari ini kita kembali merindukan sosok pemimpin seperti Soekarno. Pemimpin yang lantang menentang semua bentuk diskriminasi harga diri bangsa. Pemimpin yang lantang menyuarakan kebenaran, tak takut kepada siapapun. Bangsa ini bangsa besar yang harus dipimpin oleh orang yang memiliki jiwa, ide dan keberanian besar. Silahkan anda bayangkan sendiri jika seandainya negeri ini dipimpin oleh orang yang bicaranya saja tidak karuan, merangkai kata sulit dan retorikanya tidak jelas. Tanyakan, jika berbicara saja tidak karuan bagaimana mau memperjuangkan harga diri bangsa.
Satu hal yang harus dipahami baik oleh generasi bangsa ini adalah bagaimana mereka bisa memberi kontribusi kepada bangsa ini setelah 69 tahun kita merdeka. Sumbangsih besar kecilnya tergantung pada kemampuan. Besar kecilnya bukan ukuran tapi sejauh mana setiap kita mampu mengambil bagian dalam arah pembangunan bangsa. Teringat kata seorang mantan Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy, “Jangan pernah tanyakan apa yang negeri telah berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah engkau berikan kepada negerimu”. Kita senantiasa menuntut negeri ini memenuhi segala hak-hak kita namun kita lupa bahwasanya sudahkah kita memenuhi kewajiban kita kepada negara. Saat ini yang terpenting yang harus dimaknai oleh para generasi penerus adalah bagaimana mereka berkontribusi dalam mengisi kemerdekaan. Belajar bersungguh-sungguh, menuntut ilmu adalah salah satu bentuk kontribusi kita. Dengan ilmu yang telah dimiliki nanti harapannya bisa digunakan untuk pembangunan manusia Indonesia, pembangunan negeri. So, action right now not later..!!
Semoga saja momen peringatan hari kemerdekaan bangsa ini tak sekedar menjadi sebuah seremonial belaka. Momen yang hanya dilewatkan dari tahun ke tahun tanpa makna. Layaknya upacara bendera setiap hari senin yang dilewatkan para siswa dari SD hingga SMA yang terkesan tak lagi dimaknai oleh generasi. Miris. Selayaknya mereka sadar, berat mana perjuangan para pendahulu kita merebut kemerdekaan dibanding mereka yang berhadapan terik matahari yang hanya kurang lebih 45 menit tuk mengenang jasa para pejuang negeri ini. Sungguh generasi sekarang sebagian besar cengeng.  Semoga mereka tersadar dan bisa memahami posisinya sebagai anak negeri yang punya tanggung jawab terhadap masa depan negeri. Bangsa ini menunggu aksimu…!!!
Mari bersama kita pekikkan suara merdeka dari dalam diri kita. Melepas segala belenggu penjajahan diri. Menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Menjadi generasi yang membuat bangga negeri tercinta. Ayo kita kobarkan semangat Indonesia. Semangat mencintai tanah air yang tak hanya sebatas di bibir saja tapi juga dalam tingkah laku. Ayo anak muda, negeri ini menunggu aksi heroikmu. Negeri ini berharap padamu wahai generasi. Salam Satu Jiwa. Salam Indonesia. Merdekaaaa…!!!!

Thursday, July 24, 2014

"ANTIKLIMAKS PILPRES 2014"

Muhammad Fadhly Thahir

                JOKOWI JK Menang. Pendukung Jokowi jangan senang dulu. Pendukung Prabowo jangan kecil hati.
                KPU telah mengetuk palu keputusan hasil Real Count Pilpres 2014. Hasilnya sudah kita ketahui bersama. Jokowi JK ditetapkan sebagai Presiden RI ke 7. Sampai disini kita pasti berada dalam persimpangan kenyataan. Kenyataan antara realitas pelaksanaan pilpres di lapangan dengan hasil yang telah ada. Disatu sisi kita telah dihadapkan pada realita banyaknya cacat yang kita dapatkan dalam proses pelaksanaan pemilu dan di sisi lain kita dihadapkan pada presiden terpilih yang terpilih melalui proses yang tak demokratis dan terhormat. Yaa,,saya dengan tegas mengatakan seperti itu. Presiden terpilih pada momen kali ini tidak melalui proses yang menunjukkan esensi demokratis yang menjunjung tinggi asas kejujuran dan keadilan. Pendukung Jokowi silahkan bereaksi namun jangan sampai buta mata dan hati melihat realitas yang ada. Mari kita telaah bersama-sama.
                Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat kepada beberapa pihak yang telah turut andil dalam pelaksanaan pemilu kali ini. Pertama,saya mengucapkan selamat kepada KPU selaku institusi yang diberi amanah dalam melaksanakan Pemilu di negeri ini. Dimana mereka telah melaksanakan tugasnya dengan catatan “kecacatan” impressif. Kedua, saya mengucapkan selamat kepada para Jokowers yang telah bekerja siang malam, 24 jam tak kenal lelah dalam menebar fitnah, kampanye hitam yang dilakukan secara terbuka dan massif serta telah melakukan pembodohan dan pembohongan publik sehingga capres usungan mereka bisa menang. Great..!!! Ketiga, saya ingin mengucapkan selamat kepada para pengkhianat bangsa, para pimpinan parpol pengusung pasangan no urut 2 yang telah menikam bangsanya sendiri melalui konspirasi terstruktur guna meraih jabatan dan kekuasaan serta menafikan harga diri dan masa depan bangsa. Keempat, saya mengucapkan selamat kepada Amerika dan China yang telah sukses menjalankan rekayasa politik internasional demi kepentingan bisnis dan peradaban mereka sehingga telah terpilih presiden “boneka” sesuai misi utama mereka di negeri ini. Kelima, saya mengucapkan selamat sekaligus rasa prihatin yang mendalam kepada masyarakat Indonesia yang telah menjadi korban pembohongan opini media sehingga memilih capres boneka hingga menjadi bagian dari terpilihnya presiden tak kapabel. Keenam, saya mengucapkan selamat serta rasa bangga yang mendalam kepada para pendukung capres no urut 1 yang telah menjadi pemilih cerdas yang menggunakan akal, hati nurani serta daya analisis yang baik terhadap calon pemimpin negeri. Mereka telah menjadi bagian dari pilar2 peradaban agung yang terbangun dari budaya masyarakat yang kritis dan berani serta tak mudah termakan oleh isu dan berita yang tak jelas juntrungannya serta yang paling utama telah menjadi bagian dari generasi penyelamat bangsa. Well Done..!!!
                Sejarah telah mengajarkan kepada kita bahwasanya akan senantiasa ada perang antara kebaikan dan kejahatan. Takdir Allah pun telah menggariskan itu bahwasanya memang dalam proses berjalannya kehidupan manusia senantisa ada perang antara yang haq dan yang bathil. Masa lalu kerajaan dan negeri terbentuk melalui proses pertemuan keduanya. Ekspansi kekuasaan pun tak pelak merasakan hal yang sama. Tabiat manusia tuk meraih kepuasaan maksimal seakan telah membutakan mata hati dan pikiran mereka untuk hasrat duniawi tak berkecukupan. Maka jangan heran jikalau perpecahan banyak terjadi karena kekuasaan. Kisah-kisah kerajaan masa lalu di negeri ini, kisah peradaban Yunani, Romawi, Persia dan lainnya, kisah negara-negara di awal revolusi industri hingga modern tak luput dari fenomena ini. Maka jangan pula heran jika sampai pada hari ini praktik penghalalan segala cara demi meraih tampuk kekuasaan masih menghiasi panggung realitas proses berkebangsaan kita. Banyak yang dengannya itu rela mengorbankan harga diri bangsanya sendiri, menjual bangsanya ke orang asing, berkomplot membangun makar jahat hingga melegalisasi segala cara.
                Panggung politik negeri tahun ini tepatnya pada momen pilpres adalah sebuah contoh sekaligus pembelajaran untuk kita semua tentang arti penting memaknai demokrasi yang bermartabat. Kita kesampingkan dulu ego pribadi kita terhadap dua pasang calon. Kita kedepankan dulu daya nalar serta nurani kita dalam menilai realita yang terjadi. Ini penting agar supaya kita jernih berpikir tanpa dipengaruhi oleh tendensi berlebih pada apa yang kita pilih.
                Demokrasi berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Itu artinya rakyat yang berhak menentukan masa depan mereka, menentukan pilihan mereka, rakyat yang memiliki hak utama, rakyat yang berkuasa. Wujud dari demokrasi adalah melalui pemilihan. Pemilihan langsung rakyat terhadap pemimpin mereka sendiri. Selanjutnya, esensi dari pemilihan itu haruslah berdiri di atas landasan prinsip keadilan, kejujuran dan bersih. NIlai-nilai inilah yang kita sebut sebagai nilai-nilai demokratis. Ok, sampai disini semoga kita sudah berada dalam sebuah kesepahaman bersama tentang maknawi demokrasi. Kita berlanjut pada relasi antara demokrasi dan realita pilpres kita hari ini.
                Setiap warga negara hanya memiliki satu hak pilih dan itu telah diatur dalam UU Pemilu. Tak boleh ada warga negara yang memiliki hak pilih dua kali. Jikalau ada warga negara yang memilih lebih dari satu kali dalam sebuah momen pemilu apa itu berlandaskan asas kejujuran? Pelaksana pemilu di tingkat paling bawah ada di tangan petugas KPPS. Prinsip dasar yang harus dijunjung tinggi oleh petugas KPPS adalah prinsip netralitas. Tak boleh ada tindakan/ upaya untuk mengatur segala sesuatunya sehingga calon yang ia pilih bisa menang. Jikalau ada petugas KPPS yang melakukan pengaturan terhadap rekayasa pemilih di tempat ia bertugas guna memenangkan calon yang ia jagokan, apakah itu menjunjung prinsip netralitas dan nilai demokratis? Dalam Undang-Undang Pemilu telah diatur bahwa warga negara yang tidak sempat memilih di TPS asal, boleh memilih di TPS tempat domisili skrg dengan memakai form A5 dan bahkan bisa memakai KTP dengan ketentuan pemilih itu memilih di TPS di daerah domisili tempat ia tinggal bukan di daerah lain yang jauh dari tempat tinggalnya. Nah, jikalau ada seseorang yang tidak sempat pulang kampung sehingga menggunakan hak pilihnya di daerah rantau. Ambil contoh di daerah rantau ia bertempat tinggal di Bandung yang seharusnya ia memilih di tempat domisilinya namun ia pergi memilih dengan modal KTP tadi di daerah Jakarta. Salah atau tidak? Sah atau tidak? Melanggar UU atau tidak? Jawabnya salah, tidak sah dan melanggar UU. Jikalau ada daerah yang selama ini tidak pernah melaksanakan pemilu (di Papua ada 14 kabupaten) sejak negeri ini beralih konsep menjadi negeri demokrasi sampai hari ini tidak juga terdaftar di KPU,namun tiba-tiba ada hasil pemilu dari sana, lalu siapa yang mencoblos? Mayat, orok, atau hantu? Wahh..luar biasa yaa. Mengerikan, ada proses pemilihan dimana kertas suara melayang-layang, dilipat lalu masuk ke kotak suara tapi semuanya tak terlihat. Ini jujur atau tidak? Demokratis atau tidak? Ada pejabat yang melakukan pencoblosan lebih dari satu kali di daerah berbeda dengan alasan pindah domisili padahal ia sudah mencoblos di TPS tempat ia tinggal, apakah itu jujur atau tidak? BAWASLU selaku institusi yang punya mandat melakukan pengawasan terhadap proses berjalannya pemilu memiliki hak untuk menilai dan merekomendasikan dilakukannya Pemilihan Suara Ulang (PSU) jika memang mereka menemukan adanya indikasi kecurangan sesuai yang diatur dalam UU Pemilu. Nah, jikalau BAWASLU sudah merekomendasikan ke KPU untuk mengadakan PSU di 5.802 TPS di DKI Jakarta namun tidak dilaksanakan, apa itu adil atau tidak? Apa itu demokratis atau tidak? Itu belum terhitung rekomendasi BAWASLU untuk 6 kabupaten di Jatim, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan banyak derah lainnya. OK, semoga sampai disini bisa jelas.
                Apa yang telah saya paparkan diatas adalah fakta realita kondisi lapangan dalam pilpres kita kali ini. Dimana kali ini KPU selaku institusi yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pemilu  tidak melakukan tugasnya dengan baik yang mampu menjadi representasi pelaksanaan pemilu yang jujur, bersih dan adil. Hadirnya 300.000 pemilih siluman di DKI Jakarta adalah salah satu bukti konkret KPU lalai dalam melakukan tugasnya, tak taat hukum karena telah mengabaikan rekomendasi yang diberikan oleh BAWASLU yang secara hukum ini bisa dipidanakan. Penghalalan segala cara yang dilakukan oleh timses pasangan no urut 2 dalam memenangkan pemilu telah mencederai prinsip pemilu yang jujur, bersih dan adil. Ketidaktaatan KPU, rekayasa form C1, penggandaan pemilih, dan semua tindakan yang mengarah pada penghalalan segala cara untuk menang sesungguhnya secara jelas dan terbuka telah mencederai nilai-nilai demokratis yang sama-sama ingin kita wujudkan. Bukankah pasangan no urut 1 dan 2 sama-sama menempuh jalur demokrasi untuk menuju RI 1? Seharusnya keduanya menjunjung tinggi asas-asas demokrasi. Jika kenyataannya seperti ini, jelas menjadi sebuah pertanyaan besar. Siapa yang sebenarnya berlaku jujur siapa yang tidak? Siapa yang siap menang siap kalah dengan cara demokratis dan bermartabat siapa yang tidak? Siapa Pandawa dan siapa Kurawa? Siapa yang Jujur siapa yang tidak? Masihkah kita menutup mata hati dan pikiran kita? Layakkah kita berpesta diatas pembohongan rakyat oleh para politisi gila jabatan dan kepentingan? Layakkah kita mengelu-elukan presiden yang terpilih dari hasil membohongi dan membodohi rakyatnya sendiri? Jawab. Jawab itu wahai warga negeri terkhusus para Jokowers sejati yang mengidolakan capres boneka. SKAK MAT…!!!
                Setelah ini, saya sebelumnya sudah berkata pendukung Jokowi jangan senang dulu dan pendukung Prabowo jangan kecil hati dulu. Kecurangan dan kecacatan hukum dari proses pilpres kita kali menjadi alasan Prabowo Hatta menggunakan hak konstitusionalnya untuk melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Ini saya tegaskan bukan karena Pak Prabowo dan semua komponen Koalisi Merah Putih tak punya jiwa ksatria menerima kekalahan. Namun disini yang ada adalah sebuah langkah ksatria dalam menegakkan kebenaran, menghargai konstitusi yang telah disepakati, memperjuangkan mandat suara rakyat serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis. Camkan itu Jokowers. Sekali lagi simak baik-baik medan perang politik nantinya. Dengan bukti-bukti yang shahih dan jelas serta dukungan data yang komplit tim hukum Prabowo Hatta akan memberi warna tersendiri di MK nanti. Kita akan melihat kekuatan argument dua tim hukum pasangan. Hasilnya pun bisa beragam. Pembatalan keputusan KPU yang mengesahkan Jokowi JK sebagai presiden terpilih, pemilihan suara ulang di seluruh Indonesia, pemilihan suara ulang di semua daerah dan TPS berdasar rekomendasi BAWASLU serta berbagai kemungkinan yang bisa terjadi tergantung kekuatan argument dan hasil olah data di MK. Yang jelasnya Jokowi JK belum aman 100%. Don’t be happy too much later you can cry eyes out…!!! So, Pendukung Salam Satu Jiwa jangan patah arang dulu. OK.
                Meskipun pada akhirnya MK tetap memutuskan Jokowi JK menang, ini belum berakhir sampai disini. Jangan senang dulu. Tantangan selanjutnya adalah proses berjalannya pemerintahan. Pemerintahan baru haruslah menerima legitimasi kuat dari rakyat. Dengan peroleh suara asli hanya 48% jikalau tidak dimanipulasi oleh para hacker dari China dan Korea sehingga berbalik unggul menjadi 53%, Jokowi JK tidak akan mampu membangun pemerintahan yang kuat. Dimana-mana akan lahir ketidakpuasan dan riak penolakan karena kapasitas presiden terpilih yang memang dibawah standar. Lihat saja nanti. Negeri ini dipimpin tanpa arah yang jelas layaknya nasib DKI Jakarta yang permasalahannya tak pecah-pecah hingga kini dengan arah pembangunan yang tak jelas.
                Sampai disini selesai? Belum. Saat proses pemilu masih berjalan Koalisi Merah Putih telah membuat kesepakatan hitam di atas putih dan atas dasar kesadaran ingin menyelamatkan negeri menyatakan koalisi ini permanen hingga proses pilpres usai dan roda pemerintahan mulai berjalan. Ingat, dalam system presidensial yang kita anut seorang presiden tidak ada artinya tanpa dukungan legitimasi dari parlemen. Segala kebijakan presiden tidak akan terealisasi tanpa persetujuan DPR RI. Lalu apa hubungan antara presiden terpilih nanti dengan parlemen? Jelasnya gini, kita lihat dari partai pendukung kedua pasangan. Prabowo Hatta didukung 7 partai; Gerindra, Golkar, Demokrat, PKS, PAN, PPP dan PBB. Jokowi JK didukung 5 partai; PDIP, Hanura, PKB, Nasdem dan PKPI. Sekarang mari kita lihat rataan pembagian kursi di DPR RI untuk semua partai pasangan calon. Prabowo Hatta; Gerindra 73 kursi, Golkar 91 kursi, Demokrat 61 kursi, PKS 40 kursi, PAN 49 kursi, PPP 39 kursi, total 353 kursi. Jokowi JK; PDIP 109 kursi, Nasdem 35 kursi, PKB 47 kursi, Hanura 16 kursi, total 207 kursi. Nah, Jika ada kebijakan yang akan dikeluarkan maka kebijakan itu baru bisa sah ketika mendapat legitimasi atau persetujuan dari parlemen. Dalam alam berdemokrasi kita, jika musyawarah mufakat mengalami deadlock atau tidak tercapai kata sepakat maka otomatis voting akan menjadi pilihan akhir. Dengan penguasaan mayoritas  di parlemen dengan jumlah 353 kursi otomatis koalisi merah putih menang dalam voting. 353 melawan 207. So, meski nantinya Jokowi dan partai pendukungnya mau melegalkan Syiah di Indonesia (misalnya) namun Koalisi Merah Putih bersatu menolak. Maka itu tidak akan pernah terwujud. You See.
                Pada intinya pemerintahan baru nanti akan kuat jika mendapat legitimasi dari rakyat dengan suara mayoritas asli bukan kamuflase. Selain itu mendapat dukungan penuh dari parlemen. Jika Prabowo Hatta nantinya dinyatakan menang di MK maka insya Allah pemerintahan baru akan kuat karena mendapat dukungan dari mayoritas warga negeri yang asli serta dukungan kekuatan koalisi di parlemen. Sebaliknya jika memang Jokowi JK tetap menang maka bersiap-siaplah untuk tak langgeng hingga 5 tahun. Imbas dari tidak kuatnya legitimasi rakyat dan parlemen dalam mendukung pemerintahan. Riak penolakan dan kekecewaan akan menggema di seantero negeri. Saat itu saya berharap orang-orang yang hari ini sangat mengidolakan capres boneka akan tersadar dan mampu melihat kualitas sebenarnya dari seorang capres idola mereka. Semoga kalian segera tersadar sebelum disadarkan kondisi yang berakibat penyesalan di kemudian hari karena telah  menjadi bagian dari pendukung konspirasi internasional dan makar jahat untuk negeri tercinta ini.
                Dalam hal ini saya senantiasa mengingat perkataan Founding Father negeri ini, Soekarno. Beliau berkata “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah..Perjuanganmu akan lebih sulit  karena melawan bangsamu sendiri”. Jelas. Sebuah penyataan penuh makna dari seorang negarawan hebat negeri ini. Memang tepat apa yang dikatakan Bung Karno jika melihat realitas hari ini. Hari ini kita dikhianati oleh saudara sebangsa dan setanah air kita sendiri. Harga diri bangsa ini dijual demi kepentingan pribadi dan golongan. Negeri dijual murah ke korporator asing demi pribadi dan golongan. Di satu sisi kami berdiri dengan semangat optimisme ingin menyelamatkan negeri ini, ingin berdiri diatas kaki sendiri namun disisi lain kami dihempaskan jatuh oleh mereka yang ingin menghancurkan negeri ini dengan topeng menjaga persatuan bangsa.
                Akhirnya,mari kita bersama-sama menanti episode selanjutnya dari panggung politik negeri ini pasca penetapan hasil rekapitulasi nasional KPU yang “cacat” kemarin. Kita tunggu episode menarik selanjutnya yang akan membuat kita penasaran. Ingat selalu bahwa hukum karma akan menimpa siapapun yang meraih sesuatunya dengan kecurangan dan kejahatan. Becik Ketiti Olo Ketoro. Pada akhirnya kebaikan nantinya akan mengisahkan kisahnya. Selalu ada hikmah dibalik peristiwa. Pada intinya kepada semua warga negeri yang telah memilih Prabowo Hatta saya ucapkan selamat. Anda adalah orang-orang yang berani mengambil keputusan untuk perubahan besar negeri ini. Meski di prosesnya kita dicurangi yakinlah akan ada cahaya terang dibalik kegelapan. Yakinlah kita akan bersatu melawan setiap penindasan dan ketidakadilan. Jangan pernah takut berkata yang benar meski itu mengantar diri kita pada kematian agung. Yo’ure The Real Fighters…!!! Karenanya pula maka sejak bapak Prabowo Subianto menyampaikan pernyataan sikapnya 22 Juli kemarin, Koalisi Merah Putih berganti nama menjadi “Koalisi Perjuangan Merah Putih Untuk Keadilan”. Keep The Spirit Brothers…!!!