Saturday, February 1, 2014

Be Yourself

Muhammad Fadhly Thahir

        “ketika kita baik dan sopan, 99 orang suka pada kita tapi ada 1 orang yang tidak suka. Kita pintar dan ganteng/cantik, 90 orang suka pada kita tapi ada 10 orang yang tidak suka pada kita. Kita rajin dan tekun dalam bekerja, 2 orang yang suka pada kita namun 98 orang tidak suka pada kita”.

       Ingat pulakah kita pada kisah Lukman dan anaknya saat melakukan sebuah perjalanan. Seorang yang memiliki kisah hidup yang sarat dengan hikmah hingga namanya diabadikan dalam salah satu surah di Al Quran.  Dimana saat itu Lukman beserta anaknya menunggang keledai menuju ke suatu tempat. Orang-orang pun berkata “ lihatlah orang tua dan anaknya itu, kejam sekali mereka..masak keledai kecil seperti itu dinaiki berdua”. Maka saat itu juga Lukman berubah posisi. Ia kemudian menyuruh anaknya untuk naik di keledai sedangkan ia sendiri berjalan kaki. Hingga tiba di suatu tempat, orang-orang heran dan berkata “lihatlah anak itu. Kurang ajar sekali. Ia enak-enak di keledai sedangkan bapaknya dibiarkan berjalan kaki. Akhirnya mereka lalu merubah posisi lagi. Lukman yang menunggang keledai sedangkan anaknya berjalan kaki. Tibalah di sebuah tempat lagi, seperti biasa orang-orang heran dan berkata “ lihatlah orang tua itu, tidak punya perasaan. Ia menaiki keledai sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki. Akhirnya lukman memutuskan untuk berjalan kaki bersama anaknya dan menggiring keledai itu. Sampailah Lukman di sebuah tempat dimana orang-orang memandangnya dengan tatapan rasa heran dan berkata “ betapa bodohnya mereka, punya keledai tapi tidak dinaiki”. 

         Dalam kisah perjalan hidup ini kita senantiasa dihadapkan pada berbagai peristiwa yang punya kaitan sebab akibat. Tiap peristiwa itu layaknya ombak di samudera kehidupan yang kita jalani. Tak mudah memang mengarungi samudera kehidupan dengan bahasa enak dan mulus seperti yang kita bayangkan. Pun adanya kita pastinya tak akan pernah mengarungi laut dengan kondisi yang senantiasa tenang. Ombak kecil, sedang hingga besar akan senantiasa mengiringi langkah biduk kapal kita. Tinggal bagaimana kita menyikapi semuanya agar kapal yang kita tumpangi tak karam di tengah lautan.

        Kita sering menjumpai sebuah realitas yang mungkin sj sedikit tak membuat kita nyaman dan terusik. Ketika kita melakukan sesuatu  selalu saja ada orang yang memberikan persepsi negatif terhadap apa yang kita lakukan. Bahkan tak jarang niatan baik yang kita lakukan mendapat respon antiklimaks dari orang-orang di sekitar kita. Jikalau saja kita ingin meladeni dan menggubris semua persepsi dan asumsi yang lahir pastinya energi kita akan habis terkuras pada sebuah hal yang sebenarnya sia-sia. Penting kiranya energy kita lebih banyak tersalurkan guna meretas ide-ide besar dan brilian. 

      Apa yang kemudian bisa kita petik dari serangkaian kisah kehidupan dan realitas tentang asumsi manusia adalah bahwa sekuat apapun kita berusaha untuk menjadi sempurna pasti kita tak akan pernah menjadi sempurna. Selalu saja ada kesalahan yang kita lakukan sebagai seorang manusia biasa. Bahwasanya siapapun kita, selalu saja ada orang yang tidak suka dengan diri kita. Olehnya itu jadilah diri kt sendiri dan jangan terlalu banyak peduli kepada apa yang mereka katakan. Be Yourself. Selama kita yakin pada apa yang kita lakukan. Selama kita yakin pada niat baik yang kita lakukan. Selama kita yakin akan landasan yang kita yakini. Selama itu bernilai positif. Selama itu untuk kebaikan maka lakukanlah. Do It…!!! Jangan pernah takut dan gentar. Jangan pernah mundur selama berada di pihak yang benar. Pertahankan idealisme positif yang kita miliki. Perjuangkan. Katakan yang benar meski itu mengantarkan kita pada kematian. Biarkan kita sampai pada sebuah konklusi..Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Semoga kita senantiasa menjadi pribadi yang menginspirasi. Amin