Be Yourself
Muhammad Fadhly Thahir
“ketika kita baik dan sopan, 99 orang suka
pada kita tapi ada 1 orang yang tidak suka. Kita pintar dan ganteng/cantik, 90
orang suka pada kita tapi ada 10 orang yang tidak suka pada kita. Kita rajin
dan tekun dalam bekerja, 2 orang yang suka pada kita namun 98 orang tidak suka
pada kita”.
Ingat pulakah kita pada kisah
Lukman dan anaknya saat melakukan sebuah perjalanan. Seorang yang memiliki
kisah hidup yang sarat dengan hikmah hingga namanya diabadikan dalam salah satu
surah di Al Quran. Dimana saat itu
Lukman beserta anaknya menunggang keledai menuju ke suatu tempat. Orang-orang
pun berkata “ lihatlah orang tua dan anaknya itu, kejam sekali mereka..masak
keledai kecil seperti itu dinaiki berdua”. Maka saat itu juga Lukman berubah
posisi. Ia kemudian menyuruh anaknya untuk naik di keledai sedangkan ia sendiri
berjalan kaki. Hingga tiba di suatu tempat, orang-orang heran dan berkata
“lihatlah anak itu. Kurang ajar sekali. Ia enak-enak di keledai sedangkan
bapaknya dibiarkan berjalan kaki. Akhirnya mereka lalu merubah posisi lagi.
Lukman yang menunggang keledai sedangkan anaknya berjalan kaki. Tibalah di
sebuah tempat lagi, seperti biasa orang-orang heran dan berkata “ lihatlah
orang tua itu, tidak punya perasaan. Ia menaiki keledai sedangkan anaknya dibiarkan
berjalan kaki. Akhirnya lukman memutuskan untuk berjalan kaki bersama anaknya
dan menggiring keledai itu. Sampailah Lukman di sebuah tempat dimana
orang-orang memandangnya dengan tatapan rasa heran dan berkata “ betapa
bodohnya mereka, punya keledai tapi tidak dinaiki”.
Dalam kisah perjalan hidup ini
kita senantiasa dihadapkan pada berbagai peristiwa yang punya kaitan sebab
akibat. Tiap peristiwa itu layaknya ombak di samudera kehidupan yang kita
jalani. Tak mudah memang mengarungi samudera kehidupan dengan bahasa enak dan
mulus seperti yang kita bayangkan. Pun adanya kita pastinya tak akan pernah
mengarungi laut dengan kondisi yang senantiasa tenang. Ombak kecil, sedang
hingga besar akan senantiasa mengiringi langkah biduk kapal kita. Tinggal
bagaimana kita menyikapi semuanya agar kapal yang kita tumpangi tak karam di
tengah lautan.
Kita sering menjumpai sebuah
realitas yang mungkin sj sedikit tak membuat kita nyaman dan terusik. Ketika
kita melakukan sesuatu selalu saja ada
orang yang memberikan persepsi negatif terhadap apa yang kita lakukan. Bahkan
tak jarang niatan baik yang kita lakukan mendapat respon antiklimaks dari
orang-orang di sekitar kita. Jikalau saja kita ingin meladeni dan menggubris
semua persepsi dan asumsi yang lahir pastinya energi kita akan habis terkuras
pada sebuah hal yang sebenarnya sia-sia. Penting kiranya energy kita lebih
banyak tersalurkan guna meretas ide-ide besar dan brilian.
Apa yang kemudian bisa kita petik
dari serangkaian kisah kehidupan dan realitas tentang asumsi manusia adalah
bahwa sekuat apapun kita berusaha untuk menjadi sempurna pasti kita tak akan
pernah menjadi sempurna. Selalu saja ada kesalahan yang kita lakukan sebagai
seorang manusia biasa. Bahwasanya siapapun kita, selalu saja ada orang yang
tidak suka dengan diri kita. Olehnya itu jadilah diri kt sendiri dan jangan
terlalu banyak peduli kepada apa yang mereka katakan. Be Yourself. Selama kita
yakin pada apa yang kita lakukan. Selama kita yakin pada niat baik yang kita
lakukan. Selama kita yakin akan landasan yang kita yakini. Selama itu bernilai
positif. Selama itu untuk kebaikan maka lakukanlah. Do It…!!! Jangan pernah
takut dan gentar. Jangan pernah mundur selama berada di pihak yang benar. Pertahankan
idealisme positif yang kita miliki. Perjuangkan. Katakan yang benar meski itu
mengantarkan kita pada kematian. Biarkan kita sampai pada sebuah
konklusi..Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Semoga kita senantiasa
menjadi pribadi yang menginspirasi. Amin