IMPROVE YOUR LANGUAGE SKILLS AND WIN THE FUTURE
Muhammad Fadhly Thahir
Era
globalisasi telah menjadikan perputaran roda kehidupan seakan semakin cepat.
Persaingan menjadi begitu ketat dan cenderung keras. Dunia seakan sempit dengan
padatnya rutinitas seiring inovasi di berbagai bidang yang terus melejit. Tak bisa
dipungkiri bahwasanya kita telah hidup di era yang serba menuntut kecakapan dan
kompetensi kita untuk bisa bersaing maju dan tetap bertahan di pusaran era
globalisasi. Olehnya itu dituntut bagi kita semua selaku generasi penerus
bangsa untuk terus meningkatkan kapasitas ilmu dan kompetensi kita sehingga
mampu menjadi pilar-pilar perubahan bagi bangsa dan negara.
Indonesia sebagai negara dengan
potensi sumber daya alam yang kaya seharusnya diimbangi dengan kapasitas sumber
daya manusia yang memiliki daya saing yang kompeten. Hal ini dikarenakan
keseimbangan antara keduanya akan mampu menjadikan negara tersebut menjadi
negara maju dan sejahtera. Menjadi sebuah hal yang miris ketika kekayaan sumber
daya alam di sebuah negara melimpah sedangkan kompetensi sumber daya manusianya
tidak mampu mengelola kekayaan itu. Walhasil yang terjadi kemudian adalah
kekayaan alam itu harus direlakan untuk dikelola oleh pihak asing yang justru
sebenarnya merugikan bagi pemilik kekayaan aslinya. Dimana kita ketahui
bahwasanya kebijakan penanaman modal asing dan kontrak karya di negeri kita
lebih banyak menguntungkan pihak asing. Devisa yang masuk ke negara sangatlah
tidak seimbang dengan kekayaan alam yang dikeruk oleh pemilik modal dan
investor asing. Miris.
Satu hal yang pasti bahwasanya kemampuan
kita untuk mengelola sumber daya alam itu menuntut kita untuk terus berpacu
meningkatkan kapasitas dan skill. Salah satu cara untuk memudahkan itu semua
adalah dengan memiliki kemampuan pengetahuan bahasa asing yang mumpuni. Hal ini
dikarenakan dengan penguasaan bahasa asing yang tak hanya satu, kita mampu
untuk mengetahui banyak ilmu baru yang selama ini boleh jadi hanya tersaji
dalam bahasa asing. Selain itu dengan memiliki penguasaan bahasa asing yang
baik maka kita mampu untuk melakukan komunikasi yang baik dengan para investor
serta stakeholder dalam melakukan pembangunan berkelanjutan di negeri. Kita
tidak sekedar menjadi bulan-bulanan pihak asing dikarenakan ketidakmampuan kita
melakukan lobi dan negosiasi dengan baik bahkan cenderung kita ditipu karena
kekurangpahaman kita dengan maksud bahasa mereka.
Pengusaaan bahasa asing diluar
bahasa ibu adalah sebuah hal mutlak yang harus kita upayakan untuk terealisasi
jikalau kita ingin berkembang menjadi negara yang maju. Hal ini pula dibutuhkan
guna menjaga eksistensi kita di dunia persaingan global yang semakin kompleks.
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya dengan kemampuan berkomunikasi verbal dengan
bahasa asing,menandakan kita telah membuka pintu-pintu cakrawala baru yang
boleh jadi selama ini belum terbuka. Dengan adanya kemajuan teknologi yang
begitu pesat sekarang ini sudah menjadi sesuatu hal yang sangat mendukung bagi
kita untuk mempelajari beragam bahasa di dunia. Penguasaan bahasa itu
dititikberatkan pada bahasa yang menjadi bahasa internasional seperti bahasa
Inggris, Arab, Perancis, Spanyol, dan beberapa bahasa dari bagian Asia Timur
seperti Jepang, Korea dan China.
Tahun 2015 adalah tahun berlakunya
era pasar bebas ASEAN (AFTA). Itu berarti kurang lebih setengah tahun lagi dari
sekarang kita akan memasuki era baru di kawasan ASEAN. Era dimana pertaruhan ketahanan
dan kemampuan daya saing negeri dipertaruhkan selain daripada harga diri
bangsa. Betapa tidak, dengan era pasar bebas itu berarti barang-barang impor
dari negara tetangga semakin banyak dan beragam masuk membanjiri pasar lokal.
Bila kita tidak mengimbanginya dengan sebanyak mungkin melakukan ekspor bisa
jadi kita hanya menjadi penonton dan pesakitan. Dengan cakrawala berpikir yang
semakin terbuka karena penguasaan bahasa asing yang semakin baik akan menjadikan
kita memiliki daya tangkal yang baik dengan era pasar bebas yang segera akan
menyambangi negeri. Kemampuan lobi dan negosiasi kita mampu menjadikan negeri
ini mendapat devisa lebih dari ekspor impor karena kecakapan kita dalam
berkomunikasi verbal dalam bahasa asing. Bukankah dalam praktik lobi antar
negara itu kita tak memakai bahasa ibu masing-masing tapi menggunakan bahasa
internasional seperti bahasa Inggris.
Penguasaan bahasa asing warga negeri
ini boleh dikatakan masih sangat minim. Itu bisa dilihat dari indeks atau
piramida pendidikan warga negara kita. Penguasaan bahasa dan kecakapan dalam
menguasai bahasa diluar bahasa ibu koheren dengan tingkat pendidikan seseorang.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka tingkat penguasaan bahasanya
juga lebih baik dibanding mereka yang berpendidikan rendah. Sudah seharusnya
menjadi perhatian serius bagi pemerintah untuk terus menggenjot upaya untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa bagi para pelajar dan mahasiswa negeri ini.
Kurikulum yang ada seharusnya memberi porsi lebih bagi upaya peningkatan skill
bahasa anak didik. Percuma jika mereka pintar di mata pelajaran eksak atau sosial
namun tak mampu menularkan pengetahuannya itu kepada orang lain dengan
kemampuan bahasa yang mumpuni. Hal ini semakin parah jika mereka tak mampu
bersaing dengan orang-orang asing yang datang bekerja dan berinvestasi di dalam
negeri saat mereka telah memasuki dunia kerja. Alangkah lucunya jika dalam
seleksi penerimaan karyawan sebuah perusahaan pada akhirnya yang memegang
peranan penting mayoritas dari luar negeri dibanding dari anak bangsa sendiri.
Hal ini bisa diminimalisir atau malah dihilangkan salah satunya dengan jalan penguasaan
bahasa asing yang semakin baik dari waktu ke waktu dari generasi penerus
bangsa.