Saturday, March 15, 2014

POLARITAS KONSEP DAN AKSI



 "POLARITAS KONSEP DAN AKSI"

Muhammad Fadhly Thahir

Terkadang dalam dunia realitas yang kita alami senantiasa menghadirkan dua buah antitesa dalam penerapan kerja-kerja. Konsep dan Aksi. Dua sisi urgensial dalam setiap penerapan kerja-kerja organisasi dan keseharian ini terkadang menjadi sebuah ruang dilematis bagi sebagian orang. Ada yang kemudian beranggapan bahwa tak perlu banyak berteori kita langsung action saja. Mungkin saja terinspirasi dari iklan yang cukup terkenal Talk Less Do More. Ada pula yang beranggapan bahwa kita perlu berteori banyak baru kemudian beraksi. Alasannya supaya lebih mantap. Sebenarnya berbagai macam opini yang berkembang masing-masing punya landasan dan keragaman alasan. Namun ada baiknya kita bersama-sama mengkaji lebih jauh kaitan antara keduanya sehingga menjadi sebuah ruang intelektual yang mendidik.
Konsep, yang lebih sering kita kenal sebagai kajian teori adalah sebuah perangkat yang penting dalam penyusunan sebuah rancangan (plan) kerja pribadi maupun organisasi. Mungkin ada baiknya kita sama-sama menjadikan kajian teori ini sebagai sebuah analogi bahan mentah dalam ruang imajinasi. Bahan mentah yang kemudian diolah menjadi barang jadi. Sebelum menjadi barang jadi pastinya bahan mentah itu membutuhkan pengolahan yang terstruktur sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang sesuai harapan kita. Mengapa kemudian teori ini penting,,itu dikarenakan sebelum melaksanakan sesuatunya terlebih dahulu kita harus tahu dan memahami betul apa yang akan kita lakukan. Olehnya itu perlu sebuah perencanaan dan pengkajian yang baik sebelum mengeksekusi sesuatu hal.
Jika kita ingin mengibaratkan teori ini sebagai amunisi. Amunisi yang akan kita gunakan untuk terjun ke medan perang. Tentunya sebelum terjun ke medan perang setiap kita perlu untuk mengisi amunisi dan perbekalan secukupnya. Tentunya pula kita tidak ingin mati konyol di medan laga. Mati konyol dalam artian sebenarnya kita tahu dan kita bisa mempersiapkan segala sesuatunya untuk menang namun kita tidak melakukannya dengan penuh gengsi dan percaya diri tak pasti. Itulah sebabnya mengapa kita senantiasa dituntut untuk mematangkan konsep dulu baru kemudian beraksi. Dikarenakan aksi tanpa konsep yang matang sama artinya dengan bullshit. Tanpa landasan yang kuat dan strategi yang baik yakinlah aksi kita tak memiliki ruh serta intuisi yang komprehensif.
Aksi, yang lebih sering kita kenal sebagai kerja nyata dalam dunia realitas sesungguhnya menjadi nafas dari setiap pembahasan konsep yang kita lakukan. Dikarenakan konsep tanpa aksi sama halnya dengan nonsense. Bahan jadi yang tadinya diolah dari bahan mentah sudah selayaknya untuk segera disebar ke berbagai penjuru untuk memberi mamfaat kepada khalayak. Lucu dan sayang jadinya jika sesuatu yang sudah matang namun tidak segera dieksekusi sehingga bernilai lebih. Aksi pulalah yang membedakan output dari sebuah proses. Hasil nyata dari penggodokan teori yang selama ini kita lakukan adalah hal yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan rencana-rencana yang telah kita susun sebelumnya.
Untuknya itu yang penting untuk kita pahami bahwa kita seharusnya menyeimbangkan antara teori dalam tataran konsep dengan aksi. Hal ini dimaksudkan agar kiranya tak ada yang timpang dalam setiap kerja-kerja yang kita lakukan. Bagi seorang mahasiwa dan organisasi kemahasiswaan penting kiranya untuk mengkaji terlebih dahulu sebuah isu secara mendalam baru kemudian turun ke jalan menyuarakan aspirasi. Ini penting supaya kejadian memalukan mahasiswa yang diinterogasi oleh wartawan tentang alasan mengapa turun aksi yang kemudian dijawab  tidak tahu ataukah jawabannya ngawur tidak terulang kembali. Sangat memalukan jika sampai kejadian itu berulang kembali. Merusak citra mahasiswa sebagai kaum intelektual. Olehnya itu jangan turun aksi jikalau belum paham betul apa sebenarnya esensi dari apa yang tengah kita perjuangkan. Hal ini penting juga bagi sebuah instansi atau perusahaan dalam menentukan plan. Ini dimaksudkan agar supaya dikemudian hari hal-hal yang bisa menggagalkan master plan perusahaan bisa dieliminir dan dicegah sehingga menghasilkan benefit bagi perusahaan. Bagi pemerintah penting kiranya untuk mematangkan konsep dan analisa sebelum mengeluarkan sebuah kebijakan. Alamat tak baik jika sebuah kebijkan diambil tanpa memperhatikan berbagai aspek yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat. Alih-alih ingin memperbaiki justru semakin merusak dan memperburuk keadaan.
Harapnya bahwa setiap agenda yang kita lakukan baik itu individu ataupun organisasi penting kiranya tuk menyelaraskan antara konsep dan aksi. Harus ada polaritas yang baik diantara keduanya sehingga hasil yang kita harapkan bersama bisa terwujud. Tentunya kita tak ingin apa yang sudah kita rencanakan ternyata tak sesuai dengan realitas yang kita hadapi. Terakhir yang terpenting adalah berupaya untuk senantiasa menjadi pribadi yang peka melihat realita sehingga setiap sisi dalam tataran konsep mampu kita jelajahi dan dalami sehingga kita tahu apa yang harus kita lakukan saat aksi meski sebuah kejadian diluar perkiraan menghantui sepanjang jalan.

0 comments:

Post a Comment