POLARITAS KONSEP DAN AKSI
"POLARITAS KONSEP DAN AKSI"
Muhammad Fadhly Thahir
Terkadang
dalam dunia realitas yang kita alami senantiasa menghadirkan dua buah antitesa
dalam penerapan kerja-kerja. Konsep dan Aksi. Dua sisi urgensial dalam setiap
penerapan kerja-kerja organisasi dan keseharian ini terkadang menjadi sebuah
ruang dilematis bagi sebagian orang. Ada yang kemudian beranggapan bahwa tak
perlu banyak berteori kita langsung action saja. Mungkin saja terinspirasi dari
iklan yang cukup terkenal Talk Less Do
More. Ada pula yang beranggapan bahwa kita perlu berteori banyak baru
kemudian beraksi. Alasannya supaya lebih mantap. Sebenarnya berbagai macam
opini yang berkembang masing-masing punya landasan dan keragaman alasan. Namun
ada baiknya kita bersama-sama mengkaji lebih jauh kaitan antara keduanya sehingga
menjadi sebuah ruang intelektual yang mendidik.
Konsep, yang
lebih sering kita kenal sebagai kajian teori adalah sebuah perangkat yang
penting dalam penyusunan sebuah rancangan (plan) kerja pribadi maupun
organisasi. Mungkin ada baiknya kita sama-sama menjadikan kajian teori ini
sebagai sebuah analogi bahan mentah dalam ruang imajinasi. Bahan mentah yang
kemudian diolah menjadi barang jadi. Sebelum menjadi barang jadi pastinya bahan
mentah itu membutuhkan pengolahan yang terstruktur sehingga mampu menghasilkan
sesuatu yang sesuai harapan kita. Mengapa kemudian teori ini penting,,itu
dikarenakan sebelum melaksanakan sesuatunya terlebih dahulu kita harus tahu dan
memahami betul apa yang akan kita lakukan. Olehnya itu perlu sebuah perencanaan
dan pengkajian yang baik sebelum mengeksekusi sesuatu hal.
Jika kita
ingin mengibaratkan teori ini sebagai amunisi. Amunisi yang akan kita gunakan
untuk terjun ke medan perang. Tentunya sebelum terjun ke medan perang setiap
kita perlu untuk mengisi amunisi dan perbekalan secukupnya. Tentunya pula
kita tidak ingin mati konyol di medan laga. Mati konyol dalam artian sebenarnya
kita tahu dan kita bisa mempersiapkan segala sesuatunya untuk menang namun kita
tidak melakukannya dengan penuh gengsi dan percaya diri tak pasti. Itulah
sebabnya mengapa kita senantiasa dituntut untuk mematangkan konsep dulu baru
kemudian beraksi. Dikarenakan aksi tanpa konsep yang matang sama artinya dengan
bullshit. Tanpa landasan yang kuat
dan strategi yang baik yakinlah aksi kita tak memiliki ruh serta intuisi yang
komprehensif.
Aksi, yang
lebih sering kita kenal sebagai kerja nyata dalam dunia realitas sesungguhnya
menjadi nafas dari setiap pembahasan konsep yang kita lakukan. Dikarenakan
konsep tanpa aksi sama halnya dengan nonsense.
Bahan jadi yang tadinya diolah dari bahan mentah sudah selayaknya untuk segera
disebar ke berbagai penjuru untuk memberi mamfaat kepada khalayak. Lucu dan sayang
jadinya jika sesuatu yang sudah matang namun tidak segera dieksekusi sehingga
bernilai lebih. Aksi pulalah yang membedakan output dari sebuah proses. Hasil nyata
dari penggodokan teori yang selama ini kita lakukan adalah hal yang sangat
berpengaruh terhadap kesuksesan rencana-rencana yang telah kita susun
sebelumnya.
Untuknya itu
yang penting untuk kita pahami bahwa kita seharusnya menyeimbangkan antara
teori dalam tataran konsep dengan aksi. Hal ini dimaksudkan agar kiranya tak
ada yang timpang dalam setiap kerja-kerja yang kita lakukan. Bagi seorang
mahasiwa dan organisasi kemahasiswaan penting kiranya untuk mengkaji terlebih
dahulu sebuah isu secara mendalam baru kemudian turun ke jalan menyuarakan
aspirasi. Ini penting supaya kejadian memalukan mahasiswa yang diinterogasi
oleh wartawan tentang alasan mengapa turun aksi yang kemudian dijawab tidak tahu ataukah jawabannya ngawur tidak
terulang kembali. Sangat memalukan jika sampai kejadian itu berulang kembali.
Merusak citra mahasiswa sebagai kaum intelektual. Olehnya itu jangan turun aksi
jikalau belum paham betul apa sebenarnya esensi dari apa yang tengah kita
perjuangkan. Hal ini penting juga bagi sebuah instansi atau perusahaan dalam
menentukan plan. Ini dimaksudkan agar supaya dikemudian hari hal-hal yang bisa
menggagalkan master plan perusahaan bisa dieliminir dan dicegah sehingga
menghasilkan benefit bagi perusahaan. Bagi pemerintah penting kiranya untuk
mematangkan konsep dan analisa sebelum mengeluarkan sebuah kebijakan. Alamat
tak baik jika sebuah kebijkan diambil tanpa memperhatikan berbagai aspek yang
berkaitan dengan kesejahteraan rakyat. Alih-alih ingin memperbaiki justru
semakin merusak dan memperburuk keadaan.
Harapnya bahwa
setiap agenda yang kita lakukan baik itu individu ataupun organisasi penting
kiranya tuk menyelaraskan antara konsep dan aksi. Harus ada polaritas yang baik
diantara keduanya sehingga hasil yang kita harapkan bersama bisa terwujud.
Tentunya kita tak ingin apa yang sudah kita rencanakan ternyata tak sesuai
dengan realitas yang kita hadapi. Terakhir yang terpenting adalah berupaya
untuk senantiasa menjadi pribadi yang peka melihat realita sehingga setiap sisi
dalam tataran konsep mampu kita jelajahi dan dalami sehingga kita tahu apa yang
harus kita lakukan saat aksi meski sebuah kejadian diluar perkiraan menghantui
sepanjang jalan.
0 comments:
Post a Comment