MENEROPONG ESENSI KKN
MENEROPONG ESENSI KKN
Bismillahirrahmanirrahim..
Kali ini diriku
hanya ingin menulis sedikit narasi tentang KKN yang menjadi agenda wajib bagi
tiap mahasiswa yang ingin melalui proses mendapatkan gelar S1. Terkhusus kepada
saudaraku sekalian di kampus merah yang semalam bertolak menuju lokasi KKN dan
secara umum untuk semua kawan-kawan yang sedang dan akan mengikuti prosesi KKN
di kampus masing-masing.
Hal pertama yang akan senantiasa
kuingat saat mendengar kata KKN adalah memoar kisahku ketika melaksanakan hal
serupa setahun silam tepatnya pada saat mengikuti KKN UNHAS Gel 82. Saat itu
diri ini mendapatkan lokasi KKN di daerah kelurahan Bocco, kecamatan
Takkalalla, Kabupaten Wajo. Mendapat pula amanah selaku koord kelurahan. Sebuah
kelurahan yang memang tidak terlalu terpencil namun cukup untuk membuat
mahasiswa yang mendapatkan lokasi disitu mendapatkan tantangan yang sungguh
berarti bagi masa depan dan kemandirian serta kedewasaan mahasiswa itu di masa
yang akan datang.
Ada beberapa hal yang ingin
kusampaikan kepada teman-teman sekalian tentang KKN ini sehingga arah dan
tujuan dari pelaksanaan KKN itu lebih terasa dan esensi yang ingin dicapai dan
diperoleh itu dapat kita rasakan serta dapat diaplikasikan dengan baik.
1. 1. Luruskan
niat. Itu hal paling utama dan penting untuk menjadi perhatian kita
bersama dikarenakan dalam setiap aktivitas kehidupan kita maka niatlah yang
pertama harus kita benahi dan luruskan. Niatkan bahwa KKN adalah sebagai wadah penempaan
diri dan pengaplikasian ilmu yang telah
diperoleh di bangku perkuliahan selama ini dan sebagai seorang yang berstatus MAHA yang memiliki beragam ruang
pengembangan kepribadian dan skill. Selain itu KKN adalah tempat yang tepat
untuk belajar bagaimana cara untuk berinteraksi secara langsung dengan
masyarakat dalam hal peningkatan kemampuan beradaptasi dengan beragam lingkungan
dan kultur berbeda dari setiap daerah sehingga mampu menjadi nilai lebih bagai
seorang mahasiswa untuk menemukan esesnsinya selaku agent of change.
2. 2. Buatlah
target pribadi dan kelompok. Target pribadi adalah sebuah list
kebutuhan dan perencanaan individu untuk membuat korelasi yang tepat dan
koheren antara disiplin ilmu yang digeluti dengan aplikasi di lapangan atau di
lokasi. Sedangkan target kelompok adalah list kebutuhan dan perencanaan bagi
sebuah individu unutk bekerja dalam tim (teman se-posko)dalam upaya untuk
membentuk sinergitas tim mewujudkan program desa/kelurahan/kecamatan/kabupaten.
Hal ini penting untuk mengukur kemampuan seorang mahasiswa di dunia kerja
nantinya tentang kapasitas dan kemampuan mereka bekerja dalam tim (teamwork).
3. 3. Menjadi
pemimpin (terkhusus laki-laki). Ini salah satu rahasia kunci bagi
seseorang yang ingin berubah dan meningkatkan kapasitas diri. Menjadi leader
diantara teman-teman ntah itu menjadi kordes/korkel/korcam atau korkab. Namun
yang terpenting adalah bagaimana berupaya untuk menjadi pembeda diantara
rekan-rekan seposko. Kapasitas yang kita miliki akan terlihat jelas dari cara
kita berbicara dan bertindak. Visi yang kita miliki mampu menjadi jembatan
penghubung bagi semua aspirasi teman se-posko dan tataran pemerintahan di
lokasi. Implikasi nyata dari salah satu fungsi mahasiswa sebagai Iron
Stock. Bagi mahasiswi cukuplah menjadi wanita yang ulet, menjadi
partner kerja, melayani dengan sepenuh hati kerja di posko, mampu mengelola
keuangan teman se-posko dengan baik sehingga mampu menjaga stabilitas dan
produktifitas kerja. Hal ini penting bagi para wanita kedepannya ketika mereka
akan membina rumah tangga sehingga kemandirian yang mereka dapatkan di lokasi
KKN bisa bermamfaat. Sangat jelas kelihatan para wanita yang manja akan
kehidupan selama hidupnya ketika sudah berada di lokasi KKN. Ada yang tidak
tahu masak nasi, kerja ikan atau masak sayur, lebih parahnya mencuci piring
saja tidak bisa. Tidak malu apa kalau ada laki-laki di posko yang lebih tahu
tentang itu semua. Seakan-akan tangan serta jemari lembut mereka berharga
terlalu mahal untuk urusan dapur.
4. 4. Merancang
dan membuat program kerja dengan sungguh-sungguh. Hal ini penting
karena ini merupakan gambaran bagaimana teman-teman berpikir tentang menyusun
atau membuat program kerja jika sudah terjun ke dunia politik atau dunia kerja
di kemudian hari. Jelas sekali perbedaan antara mahasiswa yang tidak punya visi
yang jelas untuk perubahan diri dan lingkungan social yang dia hadapi dengan
mahasiswa yang punya visi dan misi yang jelas disertai cita-cita yang real.
Dari proker inilah bisa kita lihat mana mahasiswa yang sungguh-sungguh
melaksanakan KKN dengan tujuan pengabdian masayarakat mana yang hanya
menjadikannya sebagai sebuah formalitas, ajang pelarian kesibukan kampus, ajang
hura-hura, wahana pencarian gebetan baru, dan lain sebagainya yang mengarah
pada implikasi negative dari sebuah mispersepsi akan esensi ber KKN. Jadi,
jangan heran jika di lokasi banyak ditemukan varian proker diantara desa dan
kelurahan bahkan kecamatan. Tergantung dari sejauh mana niatan baik di awal itu
dikelola dengan serius dan penuh rasa tanggung jawab.
5. 5. Sungguh-sungguh
dalam merealisasikan proker. Inilah main point dari pelaksanaan KKN.
Mahasiswa diajar untuk menjadi pemerintah atau pejabat sementara di lokasi KKN.
Membangun relasi dengan pemerintah
setempat dan ragam aparatur desa, kelurahan, kecamatan bahkan kabupaten.
Menggunakan pendanaan yang dimiliki dengan sebaik mungkin sehingga dana yang
dikeluaran tidak terlalu besar tapi kerja yang dihasilkan di lapangan punya
nilai lebih. Jangan heran jika penilaian masyarakat juga variatif terhadap mahasiswa
yang ber KKN di sebuah wilayah. Ada yang
beropini positif dan tidak sedikit pula yang beropini negative. Mengapa itu
bisa terjadi? Itu karena kegiatan mahasiswa yang melakukan KKN juga bergam. Ada
yang kerjaannya hanya MATI (Makan
dan Tidur), ada yang kerjanya hanya menonton
(bagi yang memiliki listrik di lokasi KKN), ada yang hanya main kartu (Ntah domino atau Joker), ada yang sukanya hanya jalan-jalan atau berwisata ( katanya
pengisi waktu tapi jalan truz tiada henti menjelajah hingga lupa proker). Hanya
sedikit yang betul-betul menghayati posisi dan kewajiban yang harus ia lakukan
di lokasi KKN.
6. 6. Membangun
komunikasi yang luas dengan masyarakat. Inilah yang harus menjadi
perhatian untuk semua mahasiswa yang ber KKN. Dari momentum seperti nilah kemampuan
mereka bersosialisasi dan melakukan komunikasi interaktif langsung dengan
berbagai latar pendidikan dan budaya di sebuah tempat bisa dielaborasi. Ini
penting bagi masa depan mereka di kemudian hari. Terlepas dimana mereka akan
bekerja dan mendapatkan kerjaan nantinya, masalah komunikasi dan membangun
relasi serta ikatan hati dengan orang banyak itulah yang akan mereka temui
nantinya. Akan terasa tiap inci kesulitan mereka di dunia kerja dan mendapatkan
pekerjaan yang layak sesuai harapan dan bernilai jika mereka tidak membangun
pondasi public relation itu sedari dini.
7. 7. Buat
terobosan baru. Inilah sebuah pembeda bagi para mahasiswa aktivis dan
tidak. Mahasiswa kreatif dan statis. Mahasiswa yang mampu melihat segala
sesuatunya dari berbagai sudut pandang atau triangle overview akan
mampu melakukan berbagai macam inovasi dalam proker yang disusun tidak seperti
mereka yang hanya melanjutkan tradisi-tradisi sebelumnya atau mereka yang hanya
memiliki one point of view atau satu sudut pandang saja dalam melihat
realita. Alam yang ada di lokasi KKN adalah sebuah gurun ide bagi mahassiwa
untuk mengelaborasi pengkaryaan bagi orang banyak. Meski di lokasinya tak
memiliki listrik, hanya tersaji panorama sapi dan lahan tandus tak bertepi
namun itu tidak membuat hati dan pikirannya juga kering dari ide brilliant dan
semangat yang pantang menyerah dalam berbuat untuk aplikasi pengabdian
masyarakat yang massif.
8. 8. Terakhir,
bekerja dengan hati dan cinta. Suatu pekerjaan yang dilakukan akan
berefek positif dan memiliki hasil maksimal nan bernas jika dilandasi dengan
niatan yang tulus, kerelaan hati serta atas nama cinta. Atas dasar itulah maka
mahasiswa yang melaksanakan KKN mampu produktif di lokasi bukannya menjadi
vakum. Yakinlah bahwa aspek fundamental dari setiap ruang pola pikir kita dalam
melaksanakan kerja-kerja akan memiliki ion-ion positif yang bersinergi dengan
electron-elektron semangat dimana dua kutub itu akan menjadi sebuah lecutan
energy positif dan melahirkan kerja-kerja serta karya-karya besar.
K KKN
adalah sebuah wadah atau sarana terbaik bagi para mahasiswa untuk mengukur
sejauh mana ia mampu berkarya untuk negeri kedepannya. Pengkaryaan untuk negeri
haruslah dipupuk sedari bawah dan dimulai dari hal-hal kecil. Melalui KKN inilah
tempat yang tepat untuk itu. Zona tak biasa yang kita hadapi di luar dunia
kampus akan menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang betul-betul mau
bekerja dan terus berkemabang menjadi pribadi yang berkualitas dan mempunyai
nilai. Sungguh sebuah ironi jika KKN hanya dijadikan sebagai sebauh ajang
formalitas belaka melewati sebuah rangkaian kewajiban untuk mendapatkan gelar
sarjana. Boleh saja bagi mereka yang tidak sadar akan hal ini akan menjadikan semuanya
sebuah bahan cibiran dan cemohan tapi yakinlah bahwa suatu saat mereka baru sadar
dan menyesal telah melewatkan sebuah momen penting dalam kehidupan mereka
selama di dunia kampus.
S Selamat
melaksanakan KKN kawan, adik-adikku serta seluruh mahasiswa tanpa kecuali. Bagi
yang sudah melaluinya, semoga ini bisa menjadi bahan renungan bagi kita
sekalian selaku insan intelektual nan bernilai yang senantiasa berproses menuju
sebuah pencapaian terbaik bukan menjadi sempurna karena kesempurnaan hanyalah
milik Allah SWT. Wallahu a’lam bisshawab
*Refleksi
koord. Kelurahan Bocco, kec. Takkalalla, kab Wajo*
Muhammad Fadhly Thahir
English Department, Faculty of Cultural Sciences
Hasanuddin University
2 comments:
kok dihapus de..hoho
Post a Comment