Friday, June 21, 2013

MENEROPONG ESENSI KKN



MENEROPONG ESENSI KKN


Bismillahirrahmanirrahim.. 

Kali ini diriku hanya ingin menulis sedikit narasi tentang KKN yang menjadi agenda wajib bagi tiap mahasiswa yang ingin melalui proses mendapatkan gelar S1. Terkhusus kepada saudaraku sekalian di kampus merah yang semalam bertolak menuju lokasi KKN dan secara umum untuk semua kawan-kawan yang sedang dan akan mengikuti prosesi KKN di kampus masing-masing.

Hal pertama yang akan senantiasa kuingat saat mendengar kata KKN adalah memoar kisahku ketika melaksanakan hal serupa setahun silam tepatnya pada saat mengikuti KKN UNHAS Gel 82. Saat itu diri ini mendapatkan lokasi KKN di daerah kelurahan Bocco, kecamatan Takkalalla, Kabupaten Wajo. Mendapat pula amanah selaku koord kelurahan. Sebuah kelurahan yang memang tidak terlalu terpencil namun cukup untuk membuat mahasiswa yang mendapatkan lokasi disitu mendapatkan tantangan yang sungguh berarti bagi masa depan dan kemandirian serta kedewasaan mahasiswa itu di masa yang akan datang.

         Ada beberapa hal yang ingin kusampaikan kepada teman-teman sekalian tentang KKN ini sehingga arah dan tujuan dari pelaksanaan KKN itu lebih terasa dan esensi yang ingin dicapai dan diperoleh itu dapat kita rasakan serta dapat diaplikasikan dengan baik.


1.       1. Luruskan niat. Itu hal paling utama dan penting untuk menjadi perhatian kita bersama dikarenakan dalam setiap aktivitas kehidupan kita maka niatlah yang pertama harus kita benahi dan luruskan. Niatkan bahwa KKN adalah sebagai wadah penempaan diri dan pengaplikasian ilmu  yang telah diperoleh di bangku perkuliahan selama ini dan sebagai seorang yang berstatus MAHA yang memiliki beragam ruang pengembangan kepribadian dan skill. Selain itu KKN adalah tempat yang tepat untuk belajar bagaimana cara untuk berinteraksi secara langsung dengan masyarakat dalam hal peningkatan kemampuan beradaptasi dengan beragam lingkungan dan kultur berbeda dari setiap daerah sehingga mampu menjadi nilai lebih bagai seorang mahasiswa untuk menemukan esesnsinya selaku agent of change.
2.         2. Buatlah target pribadi dan kelompok. Target pribadi adalah sebuah list kebutuhan dan perencanaan individu untuk membuat korelasi yang tepat dan koheren antara disiplin ilmu yang digeluti dengan aplikasi di lapangan atau di lokasi. Sedangkan target kelompok adalah list kebutuhan dan perencanaan bagi sebuah individu unutk bekerja dalam tim (teman se-posko)dalam upaya untuk membentuk sinergitas tim mewujudkan program desa/kelurahan/kecamatan/kabupaten. Hal ini penting untuk mengukur kemampuan seorang mahasiswa di dunia kerja nantinya tentang kapasitas dan kemampuan mereka bekerja dalam tim (teamwork).
3.       3. Menjadi pemimpin (terkhusus laki-laki). Ini salah satu rahasia kunci bagi seseorang yang ingin berubah dan meningkatkan kapasitas diri. Menjadi leader diantara teman-teman ntah itu menjadi kordes/korkel/korcam atau korkab. Namun yang terpenting adalah bagaimana berupaya untuk menjadi pembeda diantara rekan-rekan seposko. Kapasitas yang kita miliki akan terlihat jelas dari cara kita berbicara dan bertindak. Visi yang kita miliki mampu menjadi jembatan penghubung bagi semua aspirasi teman se-posko dan tataran pemerintahan di lokasi. Implikasi nyata dari salah satu fungsi mahasiswa sebagai Iron Stock. Bagi mahasiswi cukuplah menjadi wanita yang ulet, menjadi partner kerja, melayani dengan sepenuh hati kerja di posko, mampu mengelola keuangan teman se-posko dengan baik sehingga mampu menjaga stabilitas dan produktifitas kerja. Hal ini penting bagi para wanita kedepannya ketika mereka akan membina rumah tangga sehingga kemandirian yang mereka dapatkan di lokasi KKN bisa bermamfaat. Sangat jelas kelihatan para wanita yang manja akan kehidupan selama hidupnya ketika sudah berada di lokasi KKN. Ada yang tidak tahu masak nasi, kerja ikan atau masak sayur, lebih parahnya mencuci piring saja tidak bisa. Tidak malu apa kalau ada laki-laki di posko yang lebih tahu tentang itu semua. Seakan-akan tangan serta jemari lembut mereka berharga terlalu mahal untuk urusan dapur.
4.       4. Merancang dan membuat program kerja dengan sungguh-sungguh. Hal ini penting karena ini merupakan gambaran bagaimana teman-teman berpikir tentang menyusun atau membuat program kerja jika sudah terjun ke dunia politik atau dunia kerja di kemudian hari. Jelas sekali perbedaan antara mahasiswa yang tidak punya visi yang jelas untuk perubahan diri dan lingkungan social yang dia hadapi dengan mahasiswa yang punya visi dan misi yang jelas disertai cita-cita yang real. Dari proker inilah bisa kita lihat mana mahasiswa yang sungguh-sungguh melaksanakan KKN dengan tujuan pengabdian masayarakat mana yang hanya menjadikannya sebagai sebuah formalitas, ajang pelarian kesibukan kampus, ajang hura-hura, wahana pencarian gebetan baru, dan lain sebagainya yang mengarah pada implikasi negative dari sebuah mispersepsi akan esensi ber KKN. Jadi, jangan heran jika di lokasi banyak ditemukan varian proker diantara desa dan kelurahan bahkan kecamatan. Tergantung dari sejauh mana niatan baik di awal itu dikelola dengan serius dan penuh rasa tanggung jawab.
5.   5. Sungguh-sungguh dalam merealisasikan proker. Inilah main point dari pelaksanaan KKN. Mahasiswa diajar untuk menjadi pemerintah atau pejabat sementara di lokasi KKN. Membangun  relasi dengan pemerintah setempat dan ragam aparatur desa, kelurahan, kecamatan bahkan kabupaten. Menggunakan pendanaan yang dimiliki dengan sebaik mungkin sehingga dana yang dikeluaran tidak terlalu besar tapi kerja yang dihasilkan di lapangan punya nilai lebih. Jangan heran jika penilaian masyarakat juga variatif terhadap mahasiswa yang ber KKN  di sebuah wilayah. Ada yang beropini positif dan tidak sedikit pula yang beropini negative. Mengapa itu bisa terjadi? Itu karena kegiatan mahasiswa yang melakukan KKN juga bergam. Ada yang kerjaannya hanya MATI (Makan dan Tidur), ada yang kerjanya hanya menonton (bagi yang memiliki listrik di lokasi KKN), ada yang hanya main kartu (Ntah domino atau Joker), ada yang sukanya hanya jalan-jalan atau berwisata ( katanya pengisi waktu tapi jalan truz tiada henti menjelajah hingga lupa proker). Hanya sedikit yang betul-betul menghayati posisi dan kewajiban yang harus ia lakukan di lokasi KKN.
6.       6. Membangun komunikasi yang luas dengan masyarakat. Inilah yang harus menjadi perhatian untuk semua mahasiswa yang ber KKN. Dari momentum seperti nilah kemampuan mereka bersosialisasi dan melakukan komunikasi interaktif langsung dengan berbagai latar pendidikan dan budaya di sebuah tempat bisa dielaborasi. Ini penting bagi masa depan mereka di kemudian hari. Terlepas dimana mereka akan bekerja dan mendapatkan kerjaan nantinya, masalah komunikasi dan membangun relasi serta ikatan hati dengan orang banyak itulah yang akan mereka temui nantinya. Akan terasa tiap inci kesulitan mereka di dunia kerja dan mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai harapan dan bernilai jika mereka tidak membangun pondasi public relation itu sedari dini.
7.      7. Buat terobosan baru. Inilah sebuah pembeda bagi para mahasiswa aktivis dan tidak. Mahasiswa kreatif dan statis. Mahasiswa yang mampu melihat segala sesuatunya dari berbagai sudut pandang atau triangle overview akan mampu melakukan berbagai macam inovasi dalam proker yang disusun tidak seperti mereka yang hanya melanjutkan tradisi-tradisi sebelumnya atau mereka yang hanya memiliki one point of view atau satu sudut pandang saja dalam melihat realita. Alam yang ada di lokasi KKN adalah sebuah gurun ide bagi mahassiwa untuk mengelaborasi pengkaryaan bagi orang banyak. Meski di lokasinya tak memiliki listrik, hanya tersaji panorama sapi dan lahan tandus tak bertepi namun itu tidak membuat hati dan pikirannya juga kering dari ide brilliant dan semangat yang pantang menyerah dalam berbuat untuk aplikasi pengabdian masyarakat yang massif.
8.       8. Terakhir, bekerja dengan hati dan cinta. Suatu pekerjaan yang dilakukan akan berefek positif dan memiliki hasil maksimal nan bernas jika dilandasi dengan niatan yang tulus, kerelaan hati serta atas nama cinta. Atas dasar itulah maka mahasiswa yang melaksanakan KKN mampu produktif di lokasi bukannya menjadi vakum. Yakinlah bahwa aspek fundamental dari setiap ruang pola pikir kita dalam melaksanakan kerja-kerja akan memiliki ion-ion positif yang bersinergi dengan electron-elektron semangat dimana dua kutub itu akan menjadi sebuah lecutan energy positif dan melahirkan kerja-kerja serta karya-karya besar. 


K                   KKN adalah sebuah wadah atau sarana terbaik bagi para mahasiswa untuk mengukur sejauh mana ia mampu berkarya untuk negeri kedepannya. Pengkaryaan untuk negeri haruslah dipupuk sedari bawah dan dimulai dari hal-hal kecil. Melalui KKN inilah tempat yang tepat untuk itu. Zona tak biasa yang kita hadapi di luar dunia kampus akan menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang betul-betul mau bekerja dan terus berkemabang menjadi pribadi yang berkualitas dan mempunyai nilai. Sungguh sebuah ironi jika KKN hanya dijadikan sebagai sebauh ajang formalitas belaka melewati sebuah rangkaian kewajiban untuk mendapatkan gelar sarjana. Boleh saja bagi mereka yang tidak sadar akan hal ini akan menjadikan semuanya sebuah bahan cibiran dan cemohan tapi yakinlah bahwa suatu saat mereka baru sadar dan menyesal telah melewatkan sebuah momen penting dalam kehidupan mereka selama di dunia kampus.

S             Selamat melaksanakan KKN kawan, adik-adikku serta seluruh mahasiswa tanpa kecuali. Bagi yang sudah melaluinya, semoga ini bisa menjadi bahan renungan bagi kita sekalian selaku insan intelektual nan bernilai yang senantiasa berproses menuju sebuah pencapaian terbaik bukan menjadi sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Wallahu a’lam bisshawab

*Refleksi koord. Kelurahan Bocco, kec. Takkalalla, kab Wajo*
Muhammad Fadhly Thahir
English Department, Faculty of Cultural Sciences
Hasanuddin University


 

 
 

2 comments:

Unknown
June 21, 2013 at 9:25 PM
This comment has been removed by the author.
Unknown
September 15, 2013 at 7:42 PM

kok dihapus de..hoho

Post a Comment