Wednesday, June 26, 2013

KONSEP TOTAL FOOTBALL ALA ORGANISASI



KONSEP TOTAL FOOTBALL ALA ORGANISASI
(MUHAMMAD FADHLY THAHIR)


           Dunia organisasi layaknya sebuah tubuh. Layaknya tubuh,organisasi juga memiliki organ-organ kerja yang senantiasa bekerja untuk produktivitas organisasi. Dalam sebuah organisasi ada ketua yang menjadi pemimpin di organisasi. Selain itu ada juga sekertaris dan bendahara beserta departemen atau divisi-divisi di bawahnya. Kelengkapan perangkat structural organisasi ini adalah sebuah kewajiban jika kemudian organisasi itu mau menjadi sebuah organisasi yang memiliki arah dan sinergitas kerja yang jelas. Tanpa perangkat-perangkat yang jelas itu maka sebuah organisasi sulit untuk mewujudkan visi misi yang dibawa dari alam rasionalitas ke alam realitas. Perangkat structural ini ibaratnya roda dan bagian-bagian lain dalam sebuah kendaraan yang bekerja sama guna memaksimalkan bergeraknya kendaraan itu berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain.
 
            Konsep kerja dari organisasi sejatinya memiliki nilai totalitas. Tidak ada kata setengah-setengah dalam visi dan misi sebuah organisasi yang mau bergerak maju dan berkembang. Olehnya itu kesigapan serta totalitas kerja yang terangkum dalam etos kerja yang tinggi serta semangat pantang menyerah adalah sebuah cakupan konsep dalam pola pikir serta tindakan para penggerak organisasi. Dalam kesempatan ini saya ingin memberi sedikit pemaparan tentang konsep sebuah organisasi dalam memaksimalkan peran serta kinerja perangkat structural organisasi. Konsep yang saya coba tuangkan dalam tulisan ini adalah sebuah ide yang lahir dari ruang imajinasi akan hobi terhadap salah satu cabang olahraga yakni sepakbola. Hal itu kemudian coba saya ramu dan menjadikannya sebuah simbiosis korelasi antara sepakbola dan organisasi yang sama-sama berdiri sendiri di ranah masing-masing.

             Dalam dunia sepakbola modern, semua pemain dituntut untuk bergerak aktif menunjang serangan dan total dalam menjaga daerah pertahanan ketika tim dalam posisi diserang. Konsep totalitas dalam sepakbola inilah yang kemudian kita kenal dengan nama Total Football. Gaya khas permainan ala total football ini melekat dalam sebuah tim negeri Eropa yang kemudian diadopsi oleh setiap negara dan tim dalam perkembangannya di kemudian hari. Yaa, negara itu adalah Netherland (Belanda) yang melalui total footballnya melahirkan pesepakbola kenamaan seperti Johan Cruyft, Marco Van Basten, Louis van Gaal, Guus Hiddink, dan sederetan nama beken di eranya. Melalui konsep total football inilah yang kemudian melahirkan sebuah permainan cantik dan atraktif dari para seniman lapangan hijau. Tidak sekedar mencari kemenangan namun juga menjadi permainan yang menarik untuk ditonton.  

             Saya kemudian coba untuk membawa alam konektivitas itu dalam arah kerja organisasi KAMMI yang menjadi salah satu organisasi organanisasi yang berperan penting dalam perjuangan reformasi Indonesia. Dalam tubuh organisasi KAMMI dikenal adanya beberpa departemen yang mungkin dari segi nama sedikit agak berbeda dengan organisasi lain namun masih memiliki korelasi dengan arah kerjanya. Untuk lebih memahami semuanya ada baiknya jika kita coba membedah satu persatu bagian itu. 

          Ketua Umum. Dalam setiap organisasi ketua memegang peranan sangat penting selaku pemimpin dan teladan. Arah kerja serta visi misi organisasi dalam bekerja dapat terlihat dari sikap dan cara berpikir pemimpinnya. Peran yang dimiliki seorang ketua ibaratnya seorang striker dalam dunia sepakbola. Seorang striker memiliki tugas untuk membuat gol dan mencoba membuka ruang bagi rekan setimnya untuk menambah pundi-pundi gol bagi tim. Pun adanya dengan seorang ketua dalam sebuah organisasi. Seorang ketua harus mengambil peran penting dalam upaya memimpin merealisasikan visi misi organisasi yang telah dibangun bersama oleh seluruh perangkat organsisi lainnya. Ia harus selalu berada dalam barisan depan sebagai tukang gedor organisasi sekaligus sebagai pelindung bagi seluruh jundi atau bawahannya. Ia juga bertindak sebagai seorang captain yang bertugas menjaga stabilitas produktivitas dan semangat kerja tim. Seorang ketua harus mampu menjadi jembatan penghubung yang baik antara seluruh staff sehingga miskomunikasi yang sering terjadi dalam tubuh organisasi bisa diminimalisir bukan dihilangkan. Itu karena sebagai insan manusia yang menjadi penggerak roda organisasi pastinya tetap tak bisa lepas dari salah dan khilaf dalam aktivitas keseharian sehingga peluang adanya miskomunikasi itu akan senantiasa ada. 

          Sekretaris. Dalam dunia organisasi sekretaris ibaratnya tangan kanan bagi seorang ketua. Sebagai seorang yang memiliki hubungan paling dekat dengan ketua, sekertaris memiliki dobel fungsi sebagai asisten utama sekaligus sebagai partner dan penasihat bagi seorang ketua. Meski memang dalam tubuh kepengurusan ada yang dibentuk khusus yang namanya KESTARI (kesektariatan) namun sekretaris tetap memiliki ranah kerjanya sendiri di dalam urusan kanan seorang ketua. Sekretaris ibaratnya tandem bagi ketua di lini depan sebuah tim. Saling bahu membahu melakukan kerjasama di barisan depan guna melahirkan gol bagi tim. Selain itu fungsi sekretaris juga sebagai orang kedua yang bertugas sebagai penjaga gairah tim atau dalam istilah sepakbola ia bertugas sebagai seorang vice captain (kapten kedua) setelah kapten utama. 

             Bendahara.  Posisi bendahara ibaratnya seorang kiper dalam sebuah tim. Ia bertugas untuk menjaga gawangnya dari kebobolan. Paling tidak berupaya untuk tidak kebobolan terlalu banyak. Seorang bendahara pada hakikatnya bertugas sebagai pengatur keuangan organisasi. ia memegang kendali atas alur perbendaharaan organsasi. Sehingga segala jenis uang masuk dan keluar harus ia ketahui dengan jelas dan kelola dengan baik. Olehnya itu ia harus pandai dalam mengatur keuangan sehingga stabilitas neraca keuangan organisasi baik. seorang bendahara harus mampu menjaga agar keuangan organisasi tidak jebol. Dalam artian bahwa oraganisasi tidak sampai berutang hingga periode kepengurusan selesai. Kalaupun memang kondisi menjadikan organisasi itu harus berhadapan dengan hutang maka diupayakan untuk tidak berhutang dalam jumlah besar. Inilah yang dimaksud menjalankan tugas layaknya seorang palang pintu atau pertahanan terakhir dalam sebuah tim.  

              Kaderisasi. Kaderisasi adalah tulang punggung sekaligus rahim organisasi. Darinya lahir kader-kader yang militan dan berkualitas. Sebuah organisasi yang baik adalah ketika organisasi itu mampu melahirkan kader-kader yang memiliki citarasa tinggi terhadap organisasi serta memiliki bakat yang terasah sejak lahir dari rahim organisasi sehingga ketika tumbuh ia mampu menjadi seorang kader yang dewasa dan memiliki kapasitas yang mumpuni. Jika fungsi utama itu hilang maka bisa jadi yang ada  adalah banyaknya kader yang lahir namun tidak berkembang dan terberdayakan dengan baik. Kaderisasi ibaratnya seorang playmaker dalam sebuah tim. Ia menjadi nyawa permainan tim dengan kreatifitas dan kemapuannya dalam membagi bola kepada rekan-rekannya. Memiliki kemampuan dan skill dalam melihat setiap peluang yang ada kemudian memiliki timing yang tepat dalam melepas umpan kepada rekan setim. Pengatur serangan itulah bahasa lain dari seorang playmaker. Pun adanya dengan kaderisasi,ia harus punya kemampuan melihat setiap potensi dari kader sehingga setelah dibina dengan baik ia juga tahu jikalau kader itu baiknya di tempatkan dimana. Apakah di Humas, KP, Ekonomi, KD dan bahkan ia mampu mencetak kapten-kapten tim baru dimana dalam hal ini adalah mencetak seorang leader bagi organisasi untuk regenerasi kedepannya.


              Humas. Humas memiliki peran strategis dalam memperkenalakn wajah organisasi kepada khalayak. Baik buruknya opini khalayak terhadap sebuah organisasi tergantung pada baik tidaknya humas mengelola dan mengawal setiap lini kerjanya. Humas juga berperan dalam membangun relasi atau link dengan berbagai macam pihak diluar organisasi. Hal ini penting guna melihat dan menjaga nilai tawar organisasi di mata organisasi lain atau masyarakat umum. Dalam dunia sepakbola humas layaknya sayap kanan organisasi. ia harus terus bergerak naik dan turun menyisir sisi kanan lapangan. Bergerak naik saat tim dalam posisi menyerang dan dengan cepat turun membantu bek kanan dalam posisi bertahan. Ia harus memiliki nafas yang panjang. Hal ini dikarenakan wilayah yang harus ia patrol dan jelajahi luamayan panjang dan berat. Begitulah konsep seorang yang berada di posisi selaku public relation sebuah organisasi. ia harus sering menjelajah wilayah untuk melihat ruang realitas sehingga terus mengadakan analisis dan perbandingan dengan internal organisasi.

             Kebijakan Publik (KP). Jika humas adalah sayap kanan organisasi maka Kebijakan Publik adalah sayap kiri organisasi. Tugasnya nyaris sama namun wilayah kerjanya yang sedikit agak beda. Jika humas bergerak dari sisi kanan maka KP bergerak dari sisi kiri. Ranah kerja KP lebih kepada membangun relasi dengan berbagai organ pergerakan atau organisasi lain serta dengan setia terus menganalisis serta mengawal isu public yang sedang terjadi. Isu public itu bisa berskala local, nasional atau bahkan internasional. Dalam pengawalan setiap momen atau isu yang ada KP harus punya kemampuan menghadirkan data-data yang akurat dan relevan sehingga dalam proses analisisnya bisa melahirkan sebuah kesimpulan yang memiliki nilai jual dimata khalayak. Wajar jika Humas dan KP dikatakan sebagai orang-orang yang sering diluar itu karena wilayah kerja mereka yang mengharuskan keduanya sering bergaul dengan dunia luar guna menjaga koneksitivitas organisasi dari dengan organisasi lain. Itulah mengapa Humas dan KP harus berjalan bersinergi. Olehnya itu Humas dan KP juga harus memiliki kemampuan dalam menakar peluang dalam melepas umpan dari sisi sayap kanan maupun kiri.

            Ekonomi. Peran penting Departement Ekonomi dalam menjaga stabilitas  keuangan organisasi adalah sesuatu hal yang fundamental. Hal ini dikarenakan permasalahan ekonomi nyaris menjadi permasalahan di setiap organisasi. Terlebih organisasi yang bergerak dalam ranah organisasi mahasiswa. Dalam perannya ini ia menjalankan tugas dan fungsi layaknya seorang pemain bertahan atau bek dalam sebuah tim. Berada pada posisi krusial di daerah pertahanan tim menjadikan ia harus memiliki komunikasi yang baik dengan kiper atau dalam bahasanya seorang bendahara. Jika kemudian komunikasi tidak terbangun dengan baik maka bisa dipastikan tim dalam keadaan kritis dan bisa saja melahirkan peluang lahirnya gol demi gol yang bersarang di gawang tim. Untuk menjaga agar stabilitas dan produktivitas kerja organisasi bisa baik dan maksimal maka sudah menjadi sebuah keharusan bagi pemangku amanah di departemen ekonomi untuk jeli dan cerdas melihat setiap peluang yang mampu dikelola guna menghasilkan income bagi organisasi. Kuatnya sisi ekonomi sebuah organisasi akan mampu melahirkan dan merealisasikan banyak kerja-kerja dalam skala besar dan memiliki daya jangkau mamfaat yang luas dibanding ketika kondisi ekonomi sebuah organisasi tidak sehat dan tidak terkelola dengan baik. Bahwa ekonomi adalah jantung pertahanan tim maka jantung itu harus terus berdetak.  

             Inilah analisis pengejawantahan konsep Total Football dalam dunia organisasi. secara umum saya membahasakan bahwa setiap departemen atau divisi dalam sebuah organisasi bisa saja berbeda namun mungkin saja arah kerjanya sama atau mirip. Saya hanya mengambil sampel KAMMI sebagai sebuah organisasi yang saya geluti selama ini sebagai sebuah referensi. Pada dasarnya memang setiap organisasi memiliki landasan atau falsafah yang berbeda beda dalam menjalankan roda organisasi namun satu hal yang seharusnya menjadikan kita sama adalah cita-cita kita untuk melihat wajah bangsa dan negara ini lebih baik kedepannya. Harapannya, orientasi akhir dari setiap organisasi yang bernaung di wilayah NKRI itu sama dalam memandang narasi perubahan Indonesia yang lebih baik di masa yang akan datang. Olehnya itu bait- bait indah itu harus dibangun sejak sekarang. Tanpa lantunan melodi indah yang kita rilis sedari dini sulit bagi kita dalam melihat sebuah perubahan besar dalam pola pikir kita dalam melihat cakrawala hidup di hadapan kita. Membangun dan mengasah soft skill dari dunia organisasi yang sehat akan mampu menjadikan kita manusia-manusia yang bermutu dan bernilai sehingga kita semua mampu menjadi pilar-pilar generasi perubahan. Pada akhirnya lahirlah sosok Muslim Negarawan sejati.  Amin yaa Rabbal Alamin.  
 
*Muhammad Fadhly Thahir, Koord Humas KAMMI Daerah Makassar 2011-2013*
 

0 comments:

Post a Comment