"JANJIKU UNTUK INDONESIA"
Muhammad Fadhly Thahir
Melewati momen kebersamaan bersama putra putri terbaik negeri dari
penjuru tanah air adalah momen luar biasa yang seharusnya menjadi
refleksi kebangsaan utuh. Bahwasanya kita tercipta dengan ragam suku,
agama, ras, bahasa dan budaya namun kita diikat oleh sebuah ikatan
kebhinekaan yang mengakar kuat. Kita tak perlu ragu akan apa yang kita
miliki untuk menjadi pribadi yang mampu
memberi kontribusi lebih untuk negeri dan untuk sesama. Kebhinekaan
itulah yang sebenarnya menjadi salah satu sumber kekuatan kita.
Bila
engkau pernah ke luar negeri atau minimal engkau pernah berinterakasi
dan berkomunikasi dengan western people maka boleh jadi saat itu engkau
baru merasakan bahwasanya negeri kita begitu kaya. Engkau akan menemukan
sebuah dialog tentang budaya hingga pada sebuah moment western people
itu bertanya "How many language in your country? kemudian orang
Indonesia itu pun menjawab "We have about more than five hundred
languages. Bahasa Indonesia as nationality language and others as local
language". Si bule tersentak karena tak pernah mengira bahwasanya negeri
ini memiliki lebih dari satu bahasa. Kenapa? itu karena mereka hanya
memiliki 1 bahasa yang menjadi bahasa nasional sekaligus bahasa
percakapan sehari-hari yakni Bahasa Inggris. Bandingkan dengan kita di
Indonesia dengan beragam suku dan budaya, bahasa juga sangat beragam
belum lagi dialeknya. Bukankah ini sebuah anugerah besar dan terindah
yang diberikan Sang Pencipta kepada negeri ini? Pandai-pandailah kita
bersyukur.
Dibalik morat-marit kondisi kebangsaan kita,
dibalik benang kusut persoalan kebangsaan kita ada sebuah makna besar
yang terselip didalamnya. Kita diajarkan untuk pantang menyerah, kita
diajarkan untuk tegar menghadapi ujian, bersabar dan terus berusaha,
bekerja dan berdoa. Yakinlah setiap peristiwa pastinya menyimpan hikmah
besar dibalik semuanya. Dalam darah kita mengalir darah pejuang. Bangsa
ini lahir dari darah dan air mata. Negeri ini lahir dari pengorbanan
jiwa dan harta yang tidak sedikit. Belajarlah menggali semangat lebih
dari para pendahulu kt. Belajarlah menghargai usaha para pejuang negeri
ini. Malulah jika hari ini kita begitu cengeng menyerah pada kondisi.
Tiap zaman punya masanya dan tiap kondisi akan dipergulirkan di tiap
zamannya. Negeri ini menanti kontribusi nyata dari generasi penerus yang
dilahirkan dari rahim ibu pertiwi. Generasi penerus itu adalah kita
semua yang masih memiliki cinta pada tanah air. Ingatlah akan janji kita
untuk Indonesia tercinta. Visi Indonesia Emas 2045. Boleh jadi lebih
cepat dari itu, 2025. Janji yang tidak akan pernah kita lupakan
sekalipun raga kita nantinya ditakdirkan tak lagi berpijak di bumi
Indonesia. Engkau boleh melanglang buana ke penjuru dunia namun jangan
pernah melupakan cinta kita pada negeri ini.
Teruslah
belajar, berkarya dan bekerja untuk Indonesia. Yakinlah bahwa harapan
itu masih ada. 10 tahun kedepan kelak kita semua akan melihat pada level
dan ranah kerja apa kita berkontribusi untuk negeri. 10 tahun kedepan
kita akan menjadi pemimpin perubahan untuk negeri. 10 tahun kedepan kita
akan berada dalam sebuah sinergi membangun negeri. Sinergi itu kita
bangun dari sekarang hingga nantinya menjadi sebuah kesempurnaan
mahakarya anak bangsa. Jangan pernah lupakan janji kita pada Indonesia.
Jika kelak suatu saat diriku terlupa dan khilaf akan janji itu, bantu
aku tuk mengingatnya lagi hingga aku sadar bahwasanya aku telah salah
melangkah. Begitupun sebaliknya, jika suatu saat engkau terlupa dan
khilaf aku akan senang hati mengingatkan dirimu akan janji itu. Ini
penting saudaraku, agar kiranya kita tak mudah tergoda oleh materi dan
kekuasaan yang pada akhirnya menjadikan kita kehilangan integritas.
Cukup sudah dosa-dosa para pendahulu kita yang melakukan tindakan korup
dan babi buta kekuasaan. Aku mau kita semua menjadi pioner perubahan
yang akan merubah mindset dan tingkah laku kita untuk negeri ini
kedepannya. Kita Pasti Bisa. Indonesia Bangkit. Indonesia Bisa. Salam
Satu Jiwa...!!!
#IndonesiaJaya