Wednesday, January 7, 2015

"JOKOWI DAN ORDE BARU JILID 2"

Muhammad Fadhly Thahir

Dulu negeri ini pernah mengalami fase kelam alam kebebasan berpendapat dan menyuarakan aspirasi. Masa ketika suara-suara rakyat dibungkam demi kenyamanan penguasa di singgasana. Masa ketika kritik dianggap sebagai sebuah perlawanan terhadap penguasa. Yaa,,zaman orde baru adalah zaman dimana rakyat berada dalam kekuasaan penuh pemerintah yang harus menghadapi tekanan dan kontrol ketat pemerintah dalam setiap langkah kaki menyusuri jalan kehidupan.

Kini,,masa itu kembali hadir meski tak sebengis dahulu. Serupa tapi tak sama. Pemerintah kini melanjutkan tradisi itu setelah terkubur oleh alam reformasi dan demokrasi beberapa tahun belakangan. Era SBY berakhir, orde baru terlahir kembali. Saat seorang yang begitu didewakan oleh sebagian warga negeri yg berpikiran picik dan kolot memimpin. Saat dimana manusia setengah dewa menjadi presiden negeri ini.

Dulu Prabowo Subianto selalu diidentikkan dengan orde baru jilid 2 oleh para pendukung presiden manusia setengah dewa. Namun nyatanya,,justru presiden mereka kinilah yang menghidupkan memori lama itu. Saat ratusan media cetak di seantero negeri dikontrol ketat oleh Jokowi dan kolega. Berita yang dimuat tak boleh ada yang menjatuhkan presiden, tak boleh dikritik. Kebebasan pers dan kebebasan menyuarakan kata hati berdasar realitas menjadi terbelenggu. Masih bebas tp terkekang. Perlahan namun pasti suara2 rakyat dibungkam dengan berbagai skenario. Mahasiswa yang bersuara mewakili suara rakyat dipukuli dan diperlakukan bak hewan oleh tindakan represif aparat atas komando pusat.  Manusia setengah dewa itu ternyata antikritik. Tak mau dikritik namun kebijakannya selalu tak memihak rakyat dan memunculkan polemik. Dengan mudahnya ia melemparkan kesalahan kepada orang lain, pihak lain. Dengan entengnya ia berkata "itu bukan urusan saya".
Begitukah mental seorang manusia setengah dewa???
Begitukah mental seorang pemimpin???
Sudahlah...Revolusi Mentalmu dulu baru kau suruh rakyatmu berevolusi...!!!

Kami hanyalah rakyat yang hanya mau hidup tenang dan damai. Tak lagi dipusingkan dengan kebijakanmu yg selalu "wah". Namun hati kami berkata susah untuk diam ketika melihat dirimu selalu membuat sensasi.
Kami tak tenang saat negeri ini dipermainkan layaknya boneka asing seperti dirimu.
Berhentilah melakukan atraksi sensasional yang hanya membuat kami semakin tersakiti.
Sekali lagi kami hanya ingin hidup tenang dan damai di negeri gemah ripah loh jinawi ini.

Dari kami yang masih mencintai negeri dengan setulus hati.
Dari kami yang masih memiliki hati untuk negeri.
Untukmu presiden "Manusia Setengah Dewa".