Tuesday, October 8, 2013

SENI DALAM CINTA

SENI DALAM CINTA

MUHAMMAD FADHLY THAHIR

Dalam realitas cinta anak manusia ada banyak momen yang menjadikan cinta terlihat berwarna dan punya seni. Bukannya karena cinta adalah sesuatu yang biasa dalam kehidupan manusia. Itu karena cinta punya jalan ceritanya sendiri. Jalan cerita yang punya seni artistik dan harmoni. Itulah mengapa dalam realitas perjalanannya cinta punya masa transisi dan proses. Dalam prosesnya itu disinilah terletak perbedaan dalam setiap penyikapannya. Berbeda karena setiap sesi dalam urusan perasaan itu punya stress atau tekanan  berbeda dalam dua variable. Dua variable itu adalah tentang takaran rasa dan kondisi.
               Tentang takaran rasa dan kondisi inilah yang kemudian melahirkan dua aspek dalam mimbar cinta. Takaran dan kondisi yang memaksa seorang pecinta mengambil keputusan penting dalam perkara perasaan masing-masing. Keputusan yang menyangkut masa depan urusan hati mereka. Terkadang keputusan itu tak adil buat mereka sendiri. Terkadang pula mereka serasa dipaksa oleh keadaan karena sesuatu hal yang lebih penting dalam pengambilan keputusannya. Namun cinta memang punya bahasa yang sarat kejutan dan seni. Akan tiba masa dimana setiap pecinta menyadari akan dua hal itu.
            Pertama, bahwa ada cinta yang harus dilupakan. Cinta adalah sebuah kenyataan yang pasti hadir dalam setiap diri manusia. Itulah salah satu anugerah terindah yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada makhluk yang bernama manusia. Dengannya segalanya menjadi lebih berwarna dan mewarnai. Akan tetapi tak ada yang tahu kapan waktu ia hadir dalam kehidupan seseorang. Ketika ia datang mungkin saja saat itu hatinya memang sedang membutuhkan cinta. Namun adakalanya ia datang saat hati telah terisi oleh satu nama. Tapi masih banyak lagi kondisi seseorang ketika cinta datang padanya. Pun halnya ketika cinta itu hadir namun ada kondisi yang memaksa cinta itu sulit untuk bertahan dalam rentang waktu yang panjang dan abadi.
                Boleh jadi seorang pecinta saat itu sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memupuk cinta dalam hatinya namun memang situasi dan kondisi yang seakan tak mau kompromi. Saat asa ingin menyatukan dua hati. Saat usaha ingin menyandingkan dua hati tapi memang seakan tak bisa. Segala macam cara dari A sampai Z sudah ditempuh namun tiap usaha dalam mempertahankan keutuhan rasa itu senantisa menemui benteng kokoh ketidakpastian. Saat itulah menjadi salah satu kondisi terberat yang harus dilakoni oleh para pecinta. Mengambil sebuah keputusan. Keputusan senantiasa punya bahasa timing. Sebuah keputusan yang diambil sebagai sebuah intuisi kesucian nilai cinta. Memang kesucian cinta punya bahasanya sendiri. Bahwasanya akan tiba masa dimana pecinta harus merelakan orang yang dicintainya memilih pilihannya sendiri. Bukan berarti dia berhenti mencintai atau orang yang dicintainya tak lagi mencintainya tapi karena kesadaran bahwa orang yang dicintainya akan lebih bahagia ketika dia melepaskannya. Saat itulah sebuah konsekuensi harus diemban oleh pecinta. Melupakan. Yaa melupakan seseorang yang pernah hadir dalam relung-relung hati dan jiwa. Menghiasi di tiap selang seling waktu hati dan pikiran. Meski berat nan perih mengiris namun itulah seni sebuah cinta yang agung. Bukan cinta namanya jikalau tidak menghadirkan lara cinta. Bukan cinta namanya jika tidak menghadirkan duka dibalik suka. Suka duka cinta itulah seninya.
                Kedua, bahwasanya ada cinta yang harus diperjuangkan. Memang sejatinya harus seperti itu. Cinta butuh pengorbanan. Pengorbanan menuntut beberapa hal dari setiap diri para pecinta. Waktu, tenaga, pikiran, materi bahkan nyawa sekalipun. Mungkin itu terlalu berlebihan bagi sebahagian orang atau sering kita mendengar istilah kini yang mengatakan itu lebay.. Bahkan ada yang menganggap bahwa itu semua adalah sebuah hal yang sia-sia. Tapi tahukah mereka bahwasanya ketika mereka mengatakan hal seperti itu sesungguhnya pada diri merekalah yang tidak mengerti  maknawi cinta yang sesungguhnya. Justru merekalah yang harus memeriksa baik-baik kemampuan narasi cinta mereka. Jangan sampai pengetahuan tentang cinta yang mereka miliki selama ini baru sebatas kulit tapi dipaksakan masuk kedalam sum sum tulang. Maka berhati-hatilah.
                Cinta hadir dengan bahasa suci. Karena ia suci olehnya itu untuk menjaga keutuhan kesucian cinta itu perlu sebuah bahasa pengorbanan. Pengorbanan menuntut dua sisi yakni profesionalitas dan totalitas. Profesionalitas tak hanya berlaku dalam dunia kerja. Profesionalitas juga adalah hal penting dalam urusan percintaan atau perasaan. Professional dalam mengelola cinta yang suci. Menata dengan baik antara aspek logika dan rasa. Jika ia seorang lelaki maka ia harus gagah mengesampingkan egonya. Ia harus mampu memberi ruang kepada sisi perasaannya sehingga tak melulu terisi oleh aspek logika. Dengannya itu akan menjadi The Real True Lover (Pecinta Sejati yang sesungguhnya). Jika ia wanita maka ia harus anggun mengesampingkan dominasi perasaan pada dirinya. Ia harus mampu memberi ruang pada logika untuk bekerja. Dengannya itu ia akan menjadi The Real Beautiful Woman (wanita Cantik yang sesungguhnya).
                Totalitas pun menjadi bagian maha penting dalam upaya memperjuangkan kesucian cinta. Tanpanya maka ia akan kekurangan maknawi perjuangan. Olehnya itu setiap pengorbanan yang dilakukan oleh para pecinta punya satu tujuan mulia. Mempertahankan cinta yang hadir dalam diri mereka dengan harapan bahwa kelak dua hati akan menyatu itulah tujuan mereka. Bahasa seperti ini hanya bisa hadir dalam diri para pecinta sejati. Karena cinta sejati hanya teruji melalui beragam ujian penguat cinta. Bisa jadi jarak dan waktu menjadi ujian mereka. Bisa juga masalah ekonomi, keinginan orang tua atau keluarga, masalah budaya dalam masyarakat yang ada dan lain sebagainya. Apapun adanya cinta memang menuntut sebuah pengorbanan untuk menunjukkan kesucian dan kesejatiannya. Bila ada yang ingin mendapatkan cinta namun tak ingin berkorban dengan dua intuisi tadi sebaiknya ia memeriksa kembali kesucian dan kedalaman perasaan yang ia miliki. Dua kadar cinta inilah yang dalam pengelolaannya mampu membedakan kadar cinta pecinta sejati dan pecinta semu. Karena diriku adalah seorang lelaki maka ingin kusampaikan satu pesan kepada sobat sekalian sesama lelaki bahwa jadilah engkau seorang pecinta sejati yang sejati menjaga kesucian cinta yang hadir padamu. Untuk para wanita satu pesan rendah hati dariku berharap bahwa engkau mampu menjadi wanita yang mampu menghargai jerih payah pengorbanan lelaki pecinta sejati. Kedamaian cinta khan kau dapatkan.

0 comments:

Post a Comment